Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia hingga akhir tahun 2017 mencapai 5,2%.
Seperti dilansir Bloomberg, dalam laporan kuartalannya Bank Dunia juga memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh 5,3% pada tahun 2018. Selain itu, Bank Dunia juga memaparkan prospek inflasi yang diperkirakan mencapai 4,3% pada tahun 2017.
Sementara itu, defisit neraca berjalan diperkirakan mencapai 1,8% dari PDB hingga akhir 2017, sedangkan defisit anggaran mencapai 2,6%.
Proyeksi Bank Dunia ini didasarkan oleh beberapa faktor, di antaranya konsumsi rumah tangga meningkat karena naiknya inflasi, stabilnya nilai tukar rupiah, kuatnya kepercayaan konsumen, serta suku bunga kredit yang relatif lebih rendah.
Pertumbuhan investasi di Indonesia diprediksi meningkat menyusul pulihnya harga komoditas pulih. Selain itu, turunnya suku bunga kredit dan kepercayaan investor yang membaik setelah S&P menaikkan rating kredit Indonesia juga turut mendorong investasi.
Namun, Indonesia masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan, di antaranya dari ketidakpastian kebijakan global serta ancaman proteksionisme yang meningkat yang juga menimbulkan risiko substansial terhadap pemulihan ekonomi global
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis neraca perdagangan pada Mei pada siang ini, Kamis (15/6/2017).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia tetap mengalami surplus di kisaran US$1,19 miliar—US$1,25 miliar.
Surplus ditopang kenaikan nilai ekspor pada rentang US$12,18 miliar—US$13,4 miliar.
“Ada beberapa faktor yang perlu dicermati salah satunya tren harga minyak yang fluktuatif pada Mei 2017,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
