Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK DUNIA: Daftar Negatif Investasi Sebaiknya Dikurangi

Bank Dunia merekomendasikan pemerintah mengurangi daftar negatif investasi (DNI) supaya porsi investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi lebih besar.
Ilustrasi investasi/coastalinvestment.ae
Ilustrasi investasi/coastalinvestment.ae

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia merekomendasikan pemerintah mengurangi daftar negatif investasi (DNI) supaya porsi investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi lebih besar.

Pasalnya, kendati selama 15 tahun terakhir arus masuk Penanaman Modal Asing atau PMA mengalami pertumbuhan, porsi PMA terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lainnya.

Analisis Bank Dunia di kuartal pertama 2017 menyebutkan, sejumlah pembatasan DNI penyertaan modal asing misalnya pengkhususan bagi sektor usaha kecil dan menengah atau UKM dan persayaratan kandungan dalam negeri secara signifikan telah menghalangi laju PMA ke Indonesia.

“Investasi yang produktif merupakan pendukung utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, pembatasan DNI tersetut menjadi penghalang yang signifikan bagi penanaman modal asing,” kata Rodrigo A.Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Kamis (15/6/2017).

Oleh karena itu, untuk meningkatkan porsi PMA terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, bagi Bank Dunia sejumlah pembatasan DNI tersebut seharusnya dikurangi, supaya investasi asing lebih meningkat dan bisa setara dengan negara-negara lainnya.

Selain upaya pengurangan pembatasan tersebut, Bank Dunia juga berharap pemerintah juga bisa mengeloborasi konsistensi peraturan daerah, peraturan sektoral, serta DNI untuk meningkatkan investasi asing.

Adapun, daya tarik PMA juga bisa meningkat melalui penegosiasian ulang daripada menghentikan perjanjian investasi bilateral, seperti yang pernah dilakukan pada 2014. Perjanjian penandatanganan perdagangan bebas yang baru juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengerek PMA.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, kinerja invetasi hingga kuartal 1 tahun 2017 mencapai Rp165,8 triliun. Jumlah itu terdiri dari Rp68,8 triliun yang berasal dari investasi dalam negeri dan foreign direct investment senilai Rp97 triliun.

TERPOPULER

  1.  Apa Celoteh Alumnus Universitas Essex Tentang Ekonomi Indonesia? Selera Risiko Meningkat
  2.  The Fed Naikkan Suku Bunga, Rencana Kenaikan Lanjutan Disiapkan
  3.  Paket Kebijakan XV Diluncurkan Hari Ini, 15 Juni 2017, Pukul 15.00 WIB
  4.  Anggota Dewan Usul Batas Saldo yang Diawasi di Atas Rp2 Miliar
  5.  PERTEMUAN TAHUNAN IMF-BANK DUNIA: Dana Penyelenggaraan Dekati Rp1 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Lutfi Zaenudin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper