Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI LIfe Dorong Portofolio Investasi Reksa Dana

PT BNI Life Insurance berencana mengoptimalkan porsi investasi ke instrumen reksa dana hingga mencapai 45% seiring kian positifnya kinerja pasar modal.

Bisnis.com, JAKARTA—PT BNI Life Insurance berencana mengoptimalkan porsi investasi ke instrumen reksa dana hingga mencapai 45% seiring kian positifnya kinerja pasar modal.

Wakil Direktur Utama PT BNI Life Insurance (BNI Life) Geger N Maulana menjelaskan sekitar 40% dari total gross written premium atau GWP bersumber dari pemasaran produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked.

Menurutnya, sebagian besar atau hampir 70% nasabah dari produk itu mengalokasikan dananya pada reksa dana berbasis saham. “Kebetulan nasabah-nasabah kami membeli produk unit-linked sudah sangat mature dan paham tentang investasi,” ujarnya.

Geger mengatakan berdasarkan business plan BNI Life bakal mengalokasikan investasi reksa dana pada kisaran 35%-45%, khususnya pendapatan tetap, saham dan campuran atau bergantung pada risk profile nasabah.

“[Hingga akhir 2016 porsi investasi perseroan pada reksa dana] sudah mencapai 40%,” ujarnya.

Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan sepanjang 2016 nilai investasi asuransi jiwa di reksa dana telah bertumbuh 32,87% (year-on-year/yoy) menjadi Rp90,42 triliun. Alokasi tersebut mencapai 26,34% dari total dana kelolaan asuransi jiwa, kedua paling dominan setelah porsi investasi pada saham, 35,24%, dan tumbuh 32,51% (yoy) menjadi Rp111,53 triliun.

Sementara, data OJK tentang statistik asuransi per April 2017 menunjukkan jumlah investasi industri asuransi jiwa bertumbuh 22,20% (yoy). Alokasi investasi dari sektor jasa keuangan itu pada reksa dana bertumbuh 31,41% (yoy) menjadi Rp103,44 triliun, atau hanya berada di bawah pertumbuhan porsi dana untuk saham, yakni 33,62% (yoy) menjadi Rp120,18 triliun.

Terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu pun menilai pertumbuhan alokasi investasi asuransi jiwa pada reksa dana dan saham pada tahun ini berpotensi melebih realisasi tahun sebelumnya.

Proyeksi itu sejalan dengan semakin prospektifnya kinerja pasar modal nasional dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang diperkirakan mampu menembus 6.000 pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper