Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REFORMASI BEA CUKAI: 93% Inisiatif Strategis Tercapai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengklaim telah berhasil merealisasikan 93% progres inisiatif strategis dalam rangka penguatan reformasi institusi fiskal tersebut yang menitikberatkan kepada sistem kepatuhan tersebut.nn
Bea Cukai/Ilustrasi
Bea Cukai/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengklaim telah berhasil merealisasikan 93% progres inisiatif strategis dalam rangka penguatan reformasi institusi fiskal tersebut yang menitikberatkan kepada sistem kepatuhan tersebut.

Kepala Subdirektorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Transformasi Ambang Priyonggo mengatakan pihaknya memiliki 19 inisiatif strategis yang dituangkan atau didetailkan ke dalam hampir 700 kegiatan.

"Seluruh aktivitas itu diukur, kita masukan ke dalam aplikasi monitoring dan kita set acceptance criteria," ujarnya, Selasa (11/7/2017).

Kriteria ini, lanjut Ambang, digunakan untuk menentukan apakah aktivitas tersebut sudah selesai atau belum. Menurutnya, kriteria dan pencapaian dari kegiatan penguatan reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) terus dipantau.

Inisiatif strategis ini merupakan bagian dari program mandiri untuk mereformasi institusi fiskal itu. Didalamnya, Ambang mengungkapkan ada 19 inisiatif perbaikan yang telah dan akan dijalankan oleh DJBC.

Beberapa di antaranya yaitu penguatan integritas, profesionalisme, modernisasi sarana dan prasarana, joint program, penguatan citra DJBC dan sistem kepatuhan.

Salah satu yang signifikan, DJBC telah menjalin joint program bersama Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Dia mengaku DJBC akan melakukan sinergi dengan DJP tidak hanya mengoptimalkan penerimaan juga menjamin adanya transaksi perdagangan khususnya dari DJBC yang adil dan jujur, khususnya dalam pelaporan perpajakan.

"Tidak hanya mengoptimalkan penerimaan tetapi juga mendukung praktik perdagangan yang jujur dan transparan," ujar Ambang.

Salah satu buktinya adalah rekonsiliasi data antara DJBC dan DJP terhadap importir berisiko telah selesa pada Mei lalu.

Dari rekonsilisasi data ini, DJBC dan DJP telah memblokir 676 importir dan 30 perusahaan gudang berikat hingga saat ini.

Tidak berhenti sampai situ, dia mengungkapkan pihaknya terus melakukan analisis dan penagihan terhadap importir dan gudang berikat yang diblokir.

Inisiatif strategis yang penting lainnya adalah sistem kepatuhan. Ambang menuturkan ini adalah upaya DJBC dalam membangun sistem kepatuhan pengguna jasa.

Sistem kepatuhan ini dituangkan dalam penerapan manajemen risiko DJBC. Hal ini sudah diterapkan oleh DJBC sejak lama, contohnya pembagian jalur dalam pemeriksaan importasi barang di pelabuhan.

Kedepannya, DJBC berencana membangun manajemen risiko yang lebih mutakhir dari rata-rata yang dikembangkan oleh bea dan cukai di seluruh dunia.

"Dalam waktu dekat kami undang World Custom Organization (WCO) untuk diskusi dengan kita. Kami akan sampaikan konsep kami. "

Dia berharap sistem kepatuhan ini menjadi satu tulang punggung dalam pengawasan dan pelayanan DJBC sehingga memberikan pelayanan dan pengawasan yang efektif. Dengan demikian, penerimaan negara bisa optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper