Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Infrastruktur, Bos BMRI: Sulit Rilis Obligasi Jika Proyek Belum Jalan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyebutkan untuk penghimpunan dana bank lewat obligasi demi penyaluran kredit infrastruktur cukup sulit.
Proyek pembangunan underpass Mampang, di Jakarta, Selasa (4/7)./JIBI-Nurul Hidayat
Proyek pembangunan underpass Mampang, di Jakarta, Selasa (4/7)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyebutkan untuk penghimpunan dana bank lewat obligasi demi penyaluran kredit infrastruktur cukup sulit.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, untuk menghimpun dana lewat obligasi buat penyaluran kredit infrastruktur, proyeknya harus sudah jalan terlebih dulu. Jadi, enggak bisa langsung menghimpun dana lewat obligasi buat kredit infrastruktur. 

“Jadi, tunggu proyek infrastrukturnya ada arus kas yang masuk baru bisa menerbitkan obligasi yang dananya untuk kredit infrastruktur,” ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (18/7). 

Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan, untuk penerbitan obligasi itu membutuhkan peringkat atau rating. Kalau, proyek yang akan bank biayai belum jalan, akan cukup sulit untuk mendapatkan peringkat. 

“Selama ini, kalau kami menerbitkan obligasi untuk dana kredit infrastruktur itu juga kepada proyek yang sudah berjalan dan arus kasnya mulai mengalir,” ujarnya. 

Adapun, teranyar bank berkode emiten BMRI itu baru saja menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II senilai Rp6 triliun yang terbagi menjadi empat seri yakni, Seri A senilai Rp1 triliun dengan kupon 8% dan tenor 5 tahun, seri B senilai Rp3 triliun dengan kupon 8,5% dan tenor 7 tahun, seri C senilai Rp1 triliun dengan kupon 8,65% dan tenor 10 tahun, serti seri D senilai Rp1 triliun dengan tenor 3 tahun. 

Untuk obligasi berkelanjuta tahap II seri D perseroan ditawarkan dengan skema tanpa kupon atau zero coupon. Maksudnya, obligasi itu tidak memberikan imbal hasil berupa kupon secara berkala, tetapi investor menerima keuntungan imbal hasil dari selisih harga diskonto dan nilai nominal saat jatuh tempo. 

Dalam obligasi berkelanjutan tahap II seri D yang menggunakan skema zero coupon itu ditawarkan dengan harga penawaran senilai 79,31% dari jumlah obligasi dan tingkat diskonto 7,8%. 

Adapun, nilai obligasi berkelanjutan Bank Mandiri yang mulai diterbitkan pada tahun lalu itu senilai Rp14 triliun. Pada tahap pertama, perseroan sudah menerbitkan Rp5 triliun pada September 2016 silam. 

Jadi, sisa obligasi berkelanjutan perseroan tinggal Rp3 triliun lagi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper