Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dialog Ekonomi Berakhir Dingin, Masa Bulan Madu AS-China Selesai?

Sesi dialog ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China yang berakhir di Washington kemarin gagal mencapai kesepakatan yang diharapkan.nn
Presiden AS Donald Trump berinteraksi dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 6 April 2017./Reuters-Carlos Barria TPX
Presiden AS Donald Trump berinteraksi dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 6 April 2017./Reuters-Carlos Barria TPX

Bisnis.com, JAKARTA – Masa bulan madu antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia nampaknya akan berakhir.

Sesi dialog ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China yang berakhir di Washington kemarin gagal mencapai kesepakatan yang diharapkan.

Tiga bulan yang lalu, Presiden AS Donald Trump melontarkan kata-kata hangat untuk Presiden China Xi Jinping setelah kedua pemimpin bertemu di resor Trump di Mar-a-Lago, Florida.

Beberapa pekan berikutnya, pemerintah AS menggembar-gemborkan kemenangan awal dalam pembicaraan dengan China, termasuk lebih terbukanya akses untuk layanan daging sapi dan finansial AS serta bantuan untuk upaya mengendalikan Korea Utara.

Sekarang, kedua belah pihak bahkan hampir tidak bisa sependapat soal bagaimana menggambarkan ketidaksepakatan mereka.

Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyenggol China atas ketidakseimbangan perdagangannya dengan AS.

Ekspor AS ke China memang telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, namun impor dari negara Asia tersebut berkembang lebih cepat sehingga menyebabkan defisit perdagangan sebesar US$309 miliar.

“Saatnya untuk menyeimbangkan kembali hubungan dagang dan investasi kita dengan cara yang lebih adil, seimbang, dan resiprokal,” kata Ross, seperti dikutip dari Bloomberg (Kamis, 20/7/2017).

Sambutan Ross dibalas oleh Wakil Perdana Menteri China Wang Yang yang memberikan pandangannya sendiri tentang bagaimana hubungan AS dan China harus dilanjutkan.

“Dialog tidak bisa segera mengatasi semua perbedaan, namun konfrontasi akan segera merusak kepentingan kedua belah pihak,” kata Wang.

Baik AS dan China kemudian urung menggelar konferensi pers yang telah direncanakan.

Meski demikian, keduanya membuat pernyataan terpisah pascaperundingan tersebut.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ross mengatakan China mengakui tujuan bersama untuk mengurangi defisit perdagangan.

Kedua belah pihak akan bekerja sama untuk mencapainya.

Kementerian luar negeri China mengeluarkan pernyataan senada bahwa kedua belah pihak sepakat untuk memulai kerja sama yang konstruktif demi mempersempit kesenjangan perdagangan.

“Pemerintahan Trump mungkin memiliki harapan yang tidak realistis mengenai apa yang akan dilakukan China untuk menyeimbangkan perdagangan. Sekarang saatnya awal dari negosiasi yang keras,” kata Shen Jianguang, chief Asia economist di Mizuho Securities Asia Ltd.

Dialog tahunan antara pejabat ekonomi senior kedua negara yang dimulai sejak tahun 2008 ini adalah pertemuan pertama di bawah pemerintahan Trump.

Mengusung nama Dialog Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Dialogue) tahun ini, dialog tersebut dipimpin Mnuchin dan Ross di pihak AS dan Wang Yang di pihak China.

Gubernur bank sentral AS The Federal Reserve Janet Yellen ikut ambil bagian dalam pembicaraan tersebut, disertai para eksekutif termasuk Jack Ma dari Alibaba dan Stephen Schwarzman dari Blackstone yang bertemu di sela-sela acara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper