Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Penambahan Belanja RAPBNP 2017 Dapat Tanggapan Positif

Proyeksi penambahan belanja senilai Rp25,5 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2017 mendapat sinyal positif dari Panitia Kerja (Panja) B Badan Anggaran DPR.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Abdullah Azzam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi penambahan belanja senilai Rp25,5 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2017 mendapat sinyal positif dari Panitia Kerja (Panja) B Badan Anggaran DPR.

Direktur Penyusunan APBN Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran Kementerian Keuangan Kunta Wibawa D.N mengatakan dalam rapat dini hari tadi, Panja B telah menyepakati pengajuan dana cadangan belanja mendesak yang diajukan pemerintah.

“Kemarin sudah diputuskan di Panja B, nanti belanja pusat dibawa lagi di rapat kerja Banggar hari Selasa pekan depan dan akan diputuskan lagi di level menteri,” kata Kunta di DPR, Jumat (21/7/2017).

Adapun pengajuan dana cadangan belanja mendesak tersebut digunakan membiayai berbagai kegiatan yang diperkirakan akan menyedot anggaran pemerintah selama semester dua. Kegiatan-kegitan itu diantaranya penyelenggaraan Asian Games 2018 senilai Rp1,5 triliun, Pemilihan Umum atau Pemilu yang diproyeksikan menelan anggaran hingga Rp10 triliun, hingga sertifikasi lahan.

Namun demikian, soal implikasi ke belanja modal, Kunta menyebutkan hal itu sangat tergantung pembahasan di setiap komisi teknis dan penerbitan Peratuaran Presiden (Perpres) tentang rincian APBN.

Jika menilik kinerja belanja selama semester 1 2017, realisasi belanja pemerintah pusat masih berkisar Rp498,6 triliun atau 37,9% dari pagu APBN senilai Rp1.315,5 triliun. Jumlah itu terdiri dari realisasi belanja Kementerian dan Lembaga senilai Rp263,9 triliun dan belanja non Kementerian dan Lembaga senilai Rp234,6 triliun.

Sebagian besar realisasi belanja non K/L dipengaruhi kenaikan realisasi pembayaran bunga utang karena peningkatan outstanding utang di akhir 2016 dan penurunan pembayaran subsidi energi karena di awal tahun 2016 terjadi realisasi kurang bayar subsidi.

Pemerintah sendiri menyatakan, postur belanjar yang melebar tidak akan menambah defisit dalam APBN 2017. Mereka memproyeksikan defisit di RAPBN Perubahan 2017 berkisar 2,92%. Namun, karena penyerapan anggaraan diperkirakan tak sampai 100%, maka defisit dipatok di angka 2,67%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper