Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Tahapan Pendirian Bank Jateng Syariah

Rencana pemisahaan (Spin Off) unit usaha syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (UUS Bank Jateng) ditargetkan setelah memiliki aset Rp10-12 triliun.
Bank Jateng/Istimewa
Bank Jateng/Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG -- Rencana pemisahaan (Spin Off) unit usaha syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (UUS Bank Jateng) ditargetkan setelah memiliki aset Rp10-12 triliun.

Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya mengatakan pihaknya terlebih dahulu fokus untuk membangun pondasi. Dalam rencana bisnis yang diajukan ke otoritas, spin off diperkirakan dilakukan pada 2021-2022.

Akan tetapi dengan pola bisnis pembiayaan yang banyak dilakukan UUS Bank Jateng saat ini maka spin off UUS ini dapat saja mundur menjadi waktu maksimal yang diamanatkan oleh undang-undang yakni 2023.

“Kami sangat berkepentingan membangun pondasinya, yakni pasca spin off harus kuat,” kata Hanawijaya di Semarang, Selasa (25/7/2017).

Hana mengharapkan pasca pemisahan dari induk, maka Modal Bank Jateng Syariah minimal berada pada kisaran Rp1-1,2 triliun dengan aset Rp12 triliun. Dia mengatakan target aset ini agar perusahaan hasil bentukan dapat optimal dalam berbisnis dan merekrut sumber daya manusia (SDM).

“Agar SDM yang masuk merupakan orang terbaik kami harus bisa membayar gaji sesuai standar industri perbankan. Kalau aset di bawah itu [Rp10-12 trilun] berat bagi kami mengoperasikan bank syariah. Bank keren maka SDM harus keren, kalau gajinya kecil pasti sulit mendapatkan SDM terbaik,” katanya.

Hana mengatakan dengan target aset pasca spin off ini, maka pihaknya memiliki ruang ekspansi yang cukup lebar. Salah satunya dengan penerbitan sukuk. Dengan kapasitas yang ada maka Bank hasil spint off dapat menerbitkan sukuk hingga Rp600 miliar. Dan dari dana sukuk itu perusahaan dapat melakukan tambahan ekspansi kredit hingga Rp6 triliun.

“Tahun kedua pasca 2023 aset kami bisa mencapai 15-20T dengan tambahan ekspansi [penerbitan sukuk] yang dilakukan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper