Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Pertahankan Suku Bunga, Normalisasi Neraca Segera Dimulai

Rapat kebijakan The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya serta berharap akan segera mulai mengurangi kepemilikan obligasinya sebagai tanda optimisme terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS).
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat kebijakan The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya serta berharap akan segera mulai mengurangi kepemilikan obligasinya sebagai tanda optimisme terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS).

Rapat Komite Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang berakhir pada Rabu (26/7) waktu setempat (Kamis dini hari WIB) tersebut memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 1%-1,25%.

Bank sentral AS itu menyatakan berada di jalur untuk melanjutkan pengetatan moneter secara lamban serta mengindikasikan bahwa ekonomi tumbuh secara moderat dan kenaikan jumlah lapangan kerja terlihat solid.

Meski secara keseluruhan baik inflasi dan ukuran kenaikan harga telah menurun, namun ekonomi AS diperkirakan akan terus menguat sehingga langkah pengurangan portofolio obligasinya dapat dimulai relatif segera.

“Rapat Komite berharap untuk segera mulai melaksanakan program normalisasi neraca, mengikuti rencana yang diuraikan pada bulan Juni untuk memangkas kepemilikan obligasi AS,” jelas The Fed, seperti dikutip dari Reuters (Kamis, 27/7/2017).

Seperti diketahui, setelah mendorong tingkat suku bunga mendekati nol persen demi mengatasi krisis keuangan dan resesi 2007-2009, The Fed memompa lebih dari US$3 triliun dalam hal pembelian obligasi. Dengan demikian, neraca keuangannya telah tumbuh menjadi senilai US$4,5 triliun.

Pernyataan tersebut memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mengumumkan dimulainya rencana pengurangan neraca pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 19-20 September.

“The Fed tampaknya ingin memulai pengurangan neraca mengingat ketidakpastian mengenai apakah Presiden Donald Trump akan menunjuk Ketua Fed Janet Yellen untuk masa jabatan empat tahun berikutnya,” ujar Torsten Slok, Ekonom Deutsche Bank.

Trump pekan ini mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Yellen, yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2018, berada di antara beberapa kandidat yang akan ia pertimbangkan untuk memimpin bank sentral AS tersebut.

Sementara para periset The Fed telah menyimpulkan bahwa pembelian obligasi hanya mendorong ekonomi secara moderat, Yellen menyatakan bahwa bank sentral tersebut dapat kembali beralih ke pembelian aset jika ekonomi jatuh.

Pada saat yang sama, perlambatan inflasi telah menyebabkan kegugupan di antara sejumlah pejabat Fed melihat tingkat inflasi yang telah berada di bawah target 2% selama lima tahun.

Gambaran inflasi yang di bawah target telah dipaparkan dalam pernyataan kebijakannya pada bulan Juni, namun pertemuan kali ini hanya menyatakan bahwa tingkat inflasi berada di bawah 2%.

“Saya pikir itu adalah sinyal nada yang sedikit lebih hati-hati,” kata Omer Esiner, analis Commonwealth FX.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper