Bisnis.com, JAKARTA--Reasuransi global kehilangan minat pada Pradhan Mantri Fasal Bima Yojana (PMFBY), skema asuransi tanaman andalan pemerintah yang diluncurkan tahun lalu.
Seperti yang dilansir dalam Asia Insurance Review , Rabu (26/7/2017) perusahaan reasuransi global yang hadir di India telah mengurangi skema ini,
Tanpa menyebtkan nama, seorang pejabat industri senior mengatakan bahwa tanpa dukungan reasuransi asing, dukungan reasuransi India tidak akan dapat mempertahankan skema tersebut.
Cakupan yang ditargetkan di bawah skema tersebut telah meningkat menjadi 40% dari area yang dipotong pada tahun fiskal berjalan yang berakhir pada bulan Maret 2018 (TA18).
"Sementara reasuransi domestik, General Insurance Corporation of India (GIC Re), menyediakan perlindungan untuk asuransi tanaman pangan, ini mungkin tidak memadai bila 50% area yang dipotong ditutup pada TA19. Kami memerlukan dukungan reasuransi global untuk itu," kata Pejabat senior sektor publik asuransi.
Di India, saham GIC Re milik pemerintah menguasai sekitar 50% risiko sebagai reasuradur dalam polis asuransi tanaman, sisanya diambil oleh perusahaan reasuransi internasional.
PMFBY akan memiliki profil lebih tinggi di FY2018 karena pemerintah telah mengalokasikan INR90 miliar (US $ 1,4 miliar) untuk skema tersebut, namun harus meningkatkan penyisihan. Pada 2016-2017, pemerintah mengalokasikan INR55 miliar namun kemudian merevisi perkiraan Anggaran menjadi INR132,4 miliar.
Data dari IRDAI menunjukkan bahwa untuk musim kharif (monsun) dari bulan Juni sampai November 2016, perusahaan asuransi meraup lebih dari INR158,9 miliar premi dari PMFBY. Klaim berjumlah sedikit di atas INR59,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
