Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi : Ini Era Inflasi Rendah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia sudah masuk pada era inflasi rendah melihat pencapaian laju dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat penutupan Rakernas Apeksi 2017 di Hotel Savana, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/7)./ANTARA-Ari Bowo Sucipto
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat penutupan Rakernas Apeksi 2017 di Hotel Savana, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/7)./ANTARA-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia sudah masuk pada era inflasi rendah melihat pencapaian laju dalam beberapa tahun terakhir.

Kepala Negara mengatakan inflasi bersama dengan pertumbuhan ekonomi merupakan kunci pengelolaan ekonomi yang baik dalam cakupan negara. Upaya dalam menekan laju inflasi perlu diperhatikan seluruh pemerintah daerah.

"Pada 2015 inflasi kita berada di angka 3,35%, pada 2016 sebesar 3,02%, dan di kuartal satu [2017] berada pada angka kisaran 4%. Artinya kita sudah mulai masuk ke era inflasi rendah di negara kita," kata Presiden Jokowi saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi, Kamis (27/7/2017).

Bahkan, lanjutnya, laju inflasi 2016 tersebut merupakan yang terendah dalam 7 tahun terakhir. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari hasil kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan kementerian terkait.

Dia berpendapat hasil tersebut dicapai berkat sejumlah faktor. Pertama, dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dibangun jaringan, sarana, dan prosedur untuk menyebarluaskan informasi.

Kedua, imbuhnya, informasi tersebut sudah semakin akurat dan tepat waktu, sehingga memungkinkan respons cepat apabila ada kenaikan harga bahan pangan tertentu.

"Kalau ada barang tertentu mahal di satu tempat, tetapi murah di tempat lain, barang itu bisa cepat dikirimkan. Jadi harga bisa stabil," ujarnya.

Terakhir, kata Presiden, budaya organisasi di berbagai instansi pemerintah semakin memberikan perhatian yang intensif terhadap inflasi ddan stabilitas harga. Mereka tidak akan mentolerir terjadinya lonjakan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper