Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Tinggi, Gubernur BI Dorong Akselerasi Konektivitas di Kaltara

Bank Indonesia mendorong pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur di Kalimantan Utara guna menekan laju inflasi di provinsi termuda tersebut.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Reuters
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Reuters

Bisnis.com, TARAKAN - Bank Indonesia mendorong pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur di Kalimantan Utara guna menekan laju inflasi di provinsi termuda di Indonesia tersebut.

Pentingnya akselerasi konektivitas itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di sela-sela peresmian Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Utara (KPw BI Kaltara) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (28/7/2017).

Bank Indonesia meresmikan kantor perwakilan di Provinsi Kaltara sebagai upaya untuk meningkatkan pengendalian laju inflasi dan memajukan perekonomian provinsi tersebut.

"Kami mencermati cukup tingginyanya tingkat inflasi di Kaltara yang selalu ada di atas inflasi nasional, salah satunya kendala konektivitas antara wilayah, dan cukup tingginya pasokan bahan pangan dari wilayah, apabila terjadi masalah distribusi seperti terlambatnya pengiriman, maka secara cepat mendorong kenaikan harga," katanya.

Berdasarkan catatan BI, laju inflasi di Kaltara telah mengalami perubahan yang baik, dari semula dua digit pada 3 tahun lalu yaitu 11,9% 2014, berhasil ke 3,24% pada 2015 dan sebesar 4,3% pada 2016.

Akan tetapi, pada Juni 2017 terdapat tekanan permintaan pada periode Idulfitri sehingga inflasi mencapai 1,89% dalam sebulan.

Oleh karena itu, lanjut Agus, infrastruktur konektivitas yang strategis perlu diakselerasi dan mendapat perhatian, misalnya perbaikan kondisi jalan dan peningkatan kualitas pelabuhan, mengingat aktivitas kota ke kabupaten banyak yang bertumpu pada transportasi laut.

Menurutnya, kelancaran distibusi pasokan barang juga perlu menjadi perhatian bersama mengingat strategisnya geografis dari Kaltara dan potensi yang dimiliki. Hal ini menjadi tantangan di tengah tingginya biaya logistik di tengah risiko banyaknya penyelundupan barang.

"Arahan Presiden, inflasi yang tinggi tak boleh terus ditolelir dan harus kita tangani sampai detail. Jangan pasrah, nanti yang menderita masyarakat. Kalau inflasi tinggi, kita merugi daya beli menurun dan kita tidak bisa belanja apa-apa kalau harga naik terus. Kalau inflasi rendah, perbankan juga akan menurunkan bunga pinjaman, menaikkan minat investasi, dan ini semua baik untuk pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper