Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala BKPM: Ini Misteri, Investasi Naik Tapi Daya Beli Turun

Pemerintah masih menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal dua sebelum mengambil langkah lebih lanjut untuk menangani indikasi pelambatan daya beli. Hingga kini, pelemahan daya beli dianggap belum mencapai taraf kesimpulan yang kokoh.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Nasional BKPM dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2)./Antara-Nyoman Budhiana
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Nasional BKPM dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2)./Antara-Nyoman Budhiana

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah masih menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal dua sebelum mengambil langkah lebih lanjut untuk menangani indikasi pelambatan daya beli. Hingga kini, pelemahan daya beli dianggap belum mencapai taraf kesimpulan yang kokoh.

Namun, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong menyatakan institusinya masih merekonsiliasi antara data peningkatan jumlah investasi dengan data penjualan ritel.

Penjualan ritel sendiri menjadi salah satu indikator untuk merepresentasikan daya beli. Thomas pun mengaku heran dengan turunnya penjualan ritel dari 12%-14% pada tahun-tahun lalu menjadi hanya 3% sepanjang tahun ini, sementara inflasi hingga Juli 2017 masih berada di teritorial 4%.

"Ini kan berarti pertumbuhan ritelnya di bawah inflasi, jadi netto inflasi malah bisa menciut. Ini harus ada penjelasannya, kok bisa investasi naik terus tapi daya beli malah turun, harusnya investasi naik penghasilan naik, sehingga permintaan naik. Ini misteri," kata Kepala BKPM di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (2/8/2017).

Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memaparkan bahwa pelemahan penjualan ritel adalah fenomena yang lazim pascamomentum puasa dan Lebaran.

Selain itu, dia berargumen masyarakat masih menahan belanja karena momen itu berbarengan dengan tahun ajaran baru. Indikasi ini, tuturnya, juga terkait dengan inflasi pada Juli 2017 yang turut melemah.

"Orang bilang, pertumbuhan ritelnya mengecil, gitu kan? Itu karena diukur pada Juni. Juni itu Lebaran. Di setiap bulan lebaran terjadi perlambatan kenaikan konsumsi, karena orang habis-habisan ketika puasa dan Lebaran. Juli tahun lalu itu Lebaran juga. Coba lihat datanya, melambat," ujar Darmin.

Namun, Menko Perekonomian menyatakan tidak mau mengambil simpulan apakah benar daya beli melemah atau tidak. Dia menyatakan masih menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua yang dilansir pekan depan.

"Abis lebaran inflasi itu biasa turun. Karena apa? Satu, Orang pada ngurangin belanjanya. Kedua, karena Juli itu mau masuk sekolah, orang mulai tahan duitnya dulu, karena pada mau belanja untuk sekolah anaknya, mau belanja alat sekolah, dsb. Tunggu aja datanya. Sabar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper