Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGELOLAAN KEUANGAN: Sejahtera Sampai Tua

Thomas Armstrong membagi populasi masyarakat menjadi tiga kelompok berdasarkan kebutuhan finansial serta perspektif mereka tentang kekayaan. Kelompok tersebut adalah millenial, dreamer, dan legacy.

Thomas Armstrong membagi populasi masyarakat menjadi tiga kelompok berdasarkan kebutuhan finansial serta perspektif mereka tentang kekayaan.  Kelompok tersebut adalah millenial, dreamer, dan legacy. Pengelompokkan ini terkait dengan siklus kehidupan yang dihadapi manusia beserta dengan tantangan maupun prioritasnya masing-masing, mencakup soal keuangan dan kebahagiaan.  

Kelompok millenial adalah mereka yang baru memasuki dunia kerja. Sumber pemasukan mereka masih terbatas. Bagi kelompok ini, kekayaan dilambangkan oleh jumlah uang yang ada di dalam tabungan.  

Kelompok dreamer biasanya adalah mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki macam-macam tujuan hidup serta finansial. Makna kekayaan bagi para dreamers umumnya adalah mampu mencukupi kebutuhan keluarga, memiliki memori berkesan bersama mereka, serta terus meningkatkan standar kehidupan.  

Sementara itu, kelompok legacy ialah mereka yang sudah mapan secara finansial. Makna kekayaan bagi para legacy ialah bagaimana mereka bisa mewariskan kemapanan tersebut kepada generasi selanjutnya.  

Guna memberikan edukasi menyeluruh terkait kesadaran finansial alias financial literacy pada setiap kelompok masyarakat tersebut, perbankan menyediakan layanan wealth management. Salah satu bank yang mengaku concern dalam edukasi wealth management ialah PT bank Permata Tbk.  

Direktur Retail Banking PT Bank Permata Tbk. Bianto Surodjo mengatakan, melek finansial perlu dilatih sejak dini. Hal ini bisa dimulai dengan kebiasaan baik membicarakan keuangan kepada lingkungan keluarga guna memupuk keterbukaan keuangan di lingkungan sosial terdekat.

“Edukasi finansial menjadi penting karena wealth management baru bisa optimum kalau kita mengelola tepat keuangan kita dengan berbagai instrumen yang ada,” ucap Bianto di sela Konferensi Wealth Management Bank Permata, di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Memberikan edukasi menyeluruh, imbuhnya, merupakan misi yang Bank Permata melalui pemahaman makna uang oleh masyarakat sejak dini. Hal ini diharapkan bisa menghasilkan generasi yang memiliki kesadaran finansial memadai sampai pada periode legacy.  

Pada sisi lain, Psikolog Kasandra Putranto menuturkan, apabila millenial salah jalan maka pada saat memasuki fase dreamers akan lebih keteteran menangani keuangannya. “Nanti sampai ke fase legacy, dia tidak memiliki legacy untuk ditinggalkan,” ucapnya.  

Mereka yang mengelola keuangan dan mampu mencatat keuangannya sendiri dinyatakan lebih lama mengalami kepikunan. Artinya, kebiasaan seseorang dalam menentukan pilihan-pilihan terkait alokasi keuangannya akan mempengaruhi kesehatan otaknya. Untuk bisa memilih pilihan yang tepat butuh latihan dan pemahaman. 

Perlu diingat, kekayaan sejatinya bukan hanya soal materi. Kekayaan yang utuh selain mencakup soal aspek keuangan melainkan pula tentang kebahagiaan, hubungan dengan sekitar, kesehatan, pengabdian sosial, serta pencapaian tujuan hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper