Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Brexit, Belanja Konsumen Inggris Kembali Turun

Tingkat belanja konsumen di Inggris kembali turun untuk bulan ketiga pada Juli. Hal ini menjadi penurunan terburuk dalam lebih dari empat tahun sekaligus memberi pukulan terbaru terhadap ekonomi di awal kuartal.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat belanja konsumen di Inggris kembali turun untuk bulan ketiga pada Juli. Hal ini menjadi penurunan terburuk dalam lebih dari empat tahun sekaligus memberi pukulan terbaru terhadap ekonomi di awal kuartal.

Laporan IHS Markit dan biro kartu kredit Visa menunjukkan penurunan pengeluaran sebesar 0,8% (year-on-year), dengan sektor pakaian, barang rumah tangga, makanan, dan transportasi berada di antara penekan terbesar.

Penurunan tersebut terdampak oleh inflasi yang melampaui pertumbuhan upah, serta kekhawatiran di kalangan pembeli tentang prospek ekonomi yang lebih luas setelah perlambatan secara dramatis pada paruh pertama tahun ini.

Laporan itu dirilis beberapa hari setelah Bank of England (BoE) menurunkan prospek ekonominya dan Gubernur BoE Mark Carney memperingatkan bahwa ketidakpastian Brexit membebani bisnis dan rumah tangga.

Sementara itu, Deputi Gubernur BoE Ben Broadbent pada hari Jumat (4/8) menyatakan bahwa tingkat kerugian maksimum bagi konsumen akan segera berlalu, walaupun perbaikan dilakukan dengan sederhana.

Bank sentral Inggris tersebut juga memangkas proyeksi pertumbuhan upah pekan lalu.

"Di samping tekanan baru pada anggaran rumah tangga, ketidakpastian juga berlanjut atas arah ekonomi,” kata Annabel Fiddes, seorang ekonom di IHS Markit, seperti dikutip dari Bloomberg (Senin, 7/8/2017).

Menurut Fiddes, hal tersebut membuat tampak tidak mungkin bagi belanja konsumen untuk pulih dalam kondisi menantang saat ini.

Di sisi lain, data konsumen Juli menunjukkan peningkatan belanja sebesar 6% untuk hotel, restoran, dan bar. Menurut Markit, hal ini mungkin sebagian terkait dengan peningkatan staycations (liburan dengan aktivitas di sekitar rumah), mengingat lesunya nilai tukar pound yang membuat liburan di luar negeri menjadi lebih mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper