Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WEALTH MANAGEMENT: Menjaring Dana Nasabah Kaya

Peningkatan dana simpanan nasabah di perbankan selama beberapa waktu terakhir turut menumbuhkan bisnis wealth management.

 Peningkatan dana simpanan nasabah di perbankan selama beberapa waktu terakhir turut menumbuhkan bisnis wealth management.

Mengutip data Bank Indonesia, dana pihak ketiga (DPK) perbankan hingga Juni 2017 tercatat senilai Rp4.911 triliun, tumbuh 10,2% dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan dana simpanan tersebut terutama didorong oleh peningkatan giro dan deposito.

Pertumbuhan deposito perbankan pada periode Januari-Juni 2017 mencapai 10% secara year on year (yoy) menjadi Rp2.222 triliun. Persentase pertumbuhan itu lebih tinggi ketimbang Mei 2017 yang naik sebesar 9,2% secara yoy.

Peningkatan dana deposito yang mencapai dua digit salah satunya mencerminkan bahwa bisnis wealth management bergerak positif, karena sebagian portofolio pengelolaan dana nasabah kaya peserta program ini ditempatkan di instrumen deposito.

Momentum ketika dana melimpah seperti saat ini tak dilewatkan oleh bank yang memiliki layanan wealth management.

Head of Individual Costumer Solution PT Bank OCBC NISP Tbk. Ka Jit mengakui bisnis pengelolaan dana nasabah melalui layanan wealth management sedang semarak.

Hingga Juni 2017, pertumbuhan dana kelolaan tumbuh sekitar 15% secara yoy. Dengan capaian itu, kontribusi dana kelolaan yang masuk ke dalam dana pihak ketiga (DPK) dari kalangan nasabah individu bank mencapai sekitar 20%.

Guna menarik minat nasabah untuk menempatkan dana, emiten perbankan berkode saham NISP tersebut mengembangkan layanan wealth management melalui platform digital yang memudahkan nasabah mengelola portofolio investasi mereka. Dengan strategi tersebut, perseroan optimistis pertumbuhan dana kelokaan wealth management akan mencapai sekitar 15% hingga akhir tahun.

“Sejak dua tahun terakhir kami jalankan wealth management via platform yang memungkinkan nasabah melakukan beragam transaksi. Selanjutnya target akhir tahun ini akan update portofolio dan digital advisory,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (7/8). 

Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan bahwa bisnis wealth management tumbuh pesat dalam enam bulan pertama tahun ini. Sepanjang periode Januari-Juni 2017, dana kelolaan tumbuh sekitar 25% secara yoy.

Sebagian nasabah pengguna layanan wealth management masih memilih deposito sebagai instrumen investasi favorit. Selain deposito, perseroan menawarkan beragam produk investasi dan juga asuransi.

Menurut Lani, perseroan tidak menargetkan peningkatan porsi wealth management terhadap dana pihak ketiga. Bank justru menitik beratkan pada perolehan pendapatan berbasis komisi (fee based income) dari transaksi yang dilakukan oleh para nasabah.

“Saat ini lebih dari 25% revenue consumer berasal dari fee,” ujarnya. 

FAKTOR EKSTERNAL

Sementara itu, Adapun, Ivan Jaya, Head of Wealth Management & Digital Business Bank Commonwealth mengatakan pertumbuhan bisnis wealth management sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, selain faktor internal berupa strategi yang dijalankan oleh bank.

Di antara faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis ini adalah pertumbuhan ekonomi nasional, keberhasilan program pengampunan pajak, serta peringkat investment grade yang baru saja diberikan oleh S&P sehingga menjadi katalis bagi iklim investasi Indonesia.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sangat serius dalam menjalankan program-program edukasi investasi kepada masyarakat dan mengembangkan produk baru sebagai alternatif investasi.

Hingga saat ini, total nasabah premier banking di Bank Commonwealth mencapai sekitar 5% dari total jumlah nasabah. Adapun, pendapatan dari bisnis wealth management saat ini berkontribusi 40% dari total pendapatan ritel bank.

 “Melihat potensi pasar didukung dengan strategi bank untuk fokus pada inovasi digital, tahun ini kami memasang target pertumbuhan dana kelolaan sebesar 27% dan kenaikan profitabilitas sebesar 20%, dengan kenaikan jumlah nasabah sebesar 25%,” ujarnya.

Para pelaku industri perbankan optimistis bisnis wealth management akan terus berkembang di masa mendatang. Pasalnya, jumlah masyarakat kelas menengah yang membutuhkan layanan ini terus bertambah setiap waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper