Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan ACC Terkerek Penjualan Mobil LCGC

Peningkatan penjualan kendaraan roda empat segmen low cost green car (LCGC), mendorong kenaikan pembiayaan PT Astra Credit Companies (ACC) sebesar 8,5% hingga Juli 2017.
Aktivitas karyawati di salah satu kantor PT Astra Credit Companies (ACC) di Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas karyawati di salah satu kantor PT Astra Credit Companies (ACC) di Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Peningkatan penjualan kendaraan roda empat segmen low cost green car (LCGC), mendorong kenaikan pembiayaan PT Astra Credit Companies (ACC) sebesar 8,5% hingga Juli 2017.

Direktur Utama ACC Jodjana Jody mengatakan hingga Juli 2017, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan Rp16,6 triliun atau naik 8,5% jika dibandingkan realisasi pada Juli 2016 yang mencapai Rp15,3 triliun.

“Peningkatan pembiayaan didorong oleh kenaikan permintaan pasar terhadap pembiayaan kendaraan segmen LCGC dan low MPV,” kata Jodjana kepada Bisnis, Sabtu (2/9/2017).

Selain ditopang segmen LCGC, dia mengungkapkan peningkatan pembiayaan juga didorong oleh kenaikan permintaan pasar terhadap pembiayaan segmen kendaraan niaga (commercial car).

Sepanjang 2017, ACC menargetkan pembiayaan sebesar Rp27 triliun atau cenderung stagnan jika dibandingkan realisasi pembiayaan pada tahun sebelumnya.

Menurutnya, meskipun pertumbuhan pembiayaan telah mencatatkan pertumbuhan, tetapi pihaknya belum berencana merevisi target pembiayaan di tahun ini.

Sementara itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang statistik perusahaan pembiayaan per Juli 2017 menunjukkan piutang pembiayan multifinance mencapai Rp406,51 triliun atau tumbuh 9,56% jika dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu.

Dari piutang pembiayaan Rp406,51 triliun per Juli 2017, komposisi pembiayaan terdiri dari pembiayaan konvensional sebesar Rp373,17 triliun, sedangkan Rp33,34 triliun sisanya merupakan pembiayaan syariah.

Untuk pembiayaan konvensional, kontribusi terbesar berasal dari pembiayaan multiguna yang mencapai Rp237,82 triliun. Kemudian, disusul pembiayan investasi yaitu Rp111,44 triliun, dan pembiayaan modal kerja Rp23,79 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper