Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APRESIASI NILAI TUKAR: BI Menilai Rupiah Masih Undervalue

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia melihat penguatan rupiah hingga ke level Rp13.154 per dolar AS lebih dipengaruhi oleh kondisi global saat ini.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia melihat penguatan rupiah hingga ke level Rp13.154 per dolar AS lebih dipengaruhi oleh kondisi global saat ini. Level tersebut dinilai undervalue

Mirza Adityaswara mengungkapkan faktor eksternal itu banyak sekali mendorong karena suku bunga AS untuk kenaikan ketiga kalinya belum tentu terjadi tahun ini.

"Kenaikan ketiga tahun ini mungkin tidak terjadi. Ini yang buat kenapa dolar AS kurang menarik," ujar Mirza di DPR, Senin (11/9/2017).

Akibat kurang menarik, lanjut Mirza, banyak dana yang masuk ke negara berkembang sehingga ini menjadi prospek bagus bagi ekonomi Indonesia.

Selain faktor eksternal, BI melihat terkendalinya inflasi di bawah 4% juga turut berperan. Namun, dia menegaskan BI tidak memiliki target suku bunga. Menurutnya, BI hanya memiliki proyeksi suku bunga. "Kalau ditanya proyeksi ada, tetapi proyeksi tidak dikejar," tuturnya.

Bagi BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berada dikisaran Rp13.100 masih tergolong undervalue.

Sebenarnya, Mirza menjelaskan rupiah undervalue bagus untuk ekspor manufaktur seperti ekspor tekstil dan elektronik.

"Sambil pemerintah mencegah impor yang tidak berguna, karena kalau kurs terlalu kuat impor tidak produktif bisa masuk," ungkap Mirza.

Adapun, BI membuat proyeksi kurs nilai tukar pada kisaran Rp13.420. Mirza mengungkapkan estimasi ini dibuat berdasarkan outlook kemungkinan The Fed akan menaikan suku bunga pada akhir tahun dan Uni Eropa yang akan menghentikan pelonggaran suku bunganya.

Sekali lagi, dia menegaskan BI tidak memiliki target terhadap nilai tukar mata uang Garuda. "BI menargetkan inflasi. BI bekerja berdasarkan inflasi, ekspor dan impor barang dan jasa. Kurs ditentukan pasar. Kurs tidak boleh ditarget," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper