Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Rokok Prediksi Pendapatan Cukai 2018 Tidak Capai Target

Produsen rokok nasional memperkirakan pendapatan negara melalui kenaikan tarif cukai rokok pada tahun depan akan lebih rendah dibandingkan dengan RAPBN 2018.
Kegiatan pekerja sebuah pabrik rokok kretek di Kabupaten Bantul, Yogyakarta./ JIBI-Desi Suryanto
Kegiatan pekerja sebuah pabrik rokok kretek di Kabupaten Bantul, Yogyakarta./ JIBI-Desi Suryanto

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen rokok nasional memperkirakan pendapatan negara melalui kenaikan tarif cukai rokok pada tahun depan akan lebih rendah dibandingkan dengan RAPBN 2018.

Hasan Aoni Azis US, Sekjen Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), mengatakan pemerintah mengasumsikan jumlah konsumsi rokok pada tahun ini akan sama dengan tahun lalu.

Asumsi tersebut yang membuat pemerintah berencana menaikan harga cukai rokok untuk menambah pendapatan negara. Padahal untuk semester I/2017 konsumsi rokok menurun sebanyak 3% dibandingkan dengan tahun lalu.

"Konsumsi rokok cenderung stagnan pada tiga tahun terakhir [2013-2016] di sekitar 340 miliar batang. Dengan adanya cukai kemungkinan konsumsi rokok menurun dan pendapatan negara jika mengacu pada RAPBN 2018 akan terkoreksi," kata Hasan kepada Bisnis, Selasa, (12/9/2017).

Sebelumnya, pemerintah membidik target penerimaan cukai rokok senilai Rp148,2 triliun dalam RAPBN 2018. Angka tersebut melonjak sebanyak 4,8% dibandingkan dengan target penerimaan cukai hasil tembakau pada APBN-P 2017 senilai Rp141,3 triliun.

Menurutnya, jika cukai rokok naik secara otomatis harga rokok di pasar akan naik dan memberatkan konsumen. Masyarakat akan mengurangi konsumsi rokok dengan memilih alternatif lain seperti melinting tembakau atau membeli rokok elektrik.

"Konsumen akan memilih alternatif lain sehingga jumlah konsumsi rokok nasional berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi industri rokok dari hulu sampai hilir," imbuhnya.

Koordinator Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Zulvan Kurniawan menyampaikan perokok aktif sulit untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Jika rencana kenaikan harga rokok sudah terlaksana perokok akan mencari alternatif lain untuk tetap menikmati rokok.

"Mereka akan semakin militan dengan berbagai cara untuk tetap bisa merokok. Dengan harga rokok naik, konsumen akan memilih untuk melinting tembakau walau cara ini tidak praktis," kata Zulvan.

Dia menambahkan jika harga rokok tetap naik maka semakin banyak rokok ilegal beredar di pasaran. "Konsumen lebih memilih mencari rokok ilegal dibandingkan dengan harus membeli rokok yang lebih mahal."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper