Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Artos Berencana Rights Issue Tahun Depan

PT Bank Artos Indonesia Tbk. berencana melakukan aksi penerbitan saham baru atau rights issue pada 2018 dengan target dana sekitar Rp52 miliar.
Siluet karyawan melintas di dekat logo IDX Indonesia Stock Exchange, di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (13/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Siluet karyawan melintas di dekat logo IDX Indonesia Stock Exchange, di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (13/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Artos Indonesia Tbk. berencana melakukan aksi penerbitan saham baru atau rights issue pada 2018 dengan target dana sekitar Rp52 miliar.

Direktur Utama Bank Artos Reinantha Yaputra mengatakan, dana yang didapatkan dari aksi rights issue itu akan digunakan untuk ekspansi kredit perseroan ke depannya.

“Semua dananya akan digunakan untuk ekspansi kredit,” ujarnya kepada Bisnis pada pekan lalu.

Sampai Juni 2017, posisi modal inti perseroan turun sebesar 14,98% menjadi Rp141,74 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Dari sisi kinerja, bank dengan kode emiten ARTO itu mencatatkan penurunan rugi bersih sampai akhir Juni 2017 menjadi sebesar Rp5 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu senilai Rp12,91 miliar.

Di tengah masih mengalami rugi bersih, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 2,14% menjadi Rp494,66 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), perseroan mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,3% menjadi Rp649,28 miliar.

Produk tabungan menjadi instrumen DPK perseroan yang melonjak paling tinggi sebesar 69,79% menjadi Rp52,64 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Selain itu, deposito perseroan juga naik sebesar 21,09% menjadi Rp553,39 miliar, sedangkan giro mengalami penurunan sebesar 23,05% menjadi Rp43,24 miliar.

Dengan lonjakan DPK tidak diiringi pertumbuhan kredit, rasio loan to deposit ratio (LDR) pun berada di level rendah sebesar 76,19%.

Lalu, untuk rasio keuangan lainnya, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mulai turun menjadi 110,16% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang sebesar 130,42%, sedangkan untuk margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) juga mengalami penurunan menjadi sebesar 4,39% dibandingkan dengan sebelumnya sebesar 5,59%.

Dari sisi rasio kredit bermasalah, perseroan mencatatkan kenaikan nonperforming loan (NPL) gross menjadi 7,57% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang sebesar 6,73%.

Untuk NPL net, perseroan juga mencatatkan kenaikan menjadi 4,75% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu sebesar 4,14%.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Rahayuningsih

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper