Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fungsi Intermediasi Bank Mega Masih Rendah

Bisnis.com, JAKARTA PT Bank Mega Tbk. berupaya meningkatkan fungsi intermediasi yang saat ini masih rendah akibat pertumbuhan kredit yang tidak secepat pertumbuhan dana.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib (kedua kiri), didampingi Direktur Diza Larentie (kiri) dan Regional Head Bandung Rika Rahayu Begawan (kanan) menyerahkan hadiah grand prize berupa 1 unit Toyota Alphard dari Program Mega Super Vaganza 3 kepada Heri Sastoyo, nasabah Bank Mega Cabang Bandung - Kopo, di Jakarta, Rabu (9/8)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib (kedua kiri), didampingi Direktur Diza Larentie (kiri) dan Regional Head Bandung Rika Rahayu Begawan (kanan) menyerahkan hadiah grand prize berupa 1 unit Toyota Alphard dari Program Mega Super Vaganza 3 kepada Heri Sastoyo, nasabah Bank Mega Cabang Bandung - Kopo, di Jakarta, Rabu (9/8)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk. berupaya meningkatkan fungsi intermediasi yang saat ini masih rendah akibat pertumbuhan kredit yang tidak secepat pertumbuhan dana.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, hingga saat ini pihaknya mengaku masih sulit untuk menggenjot pertumbuhan kredit agar lebih tinggi dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

Pertumbuhan DPK yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit membuat rasio pendanaan terhadap kredit atau loan to deposit ratio (LDR) masih rendah. Sampai Juni 2017, tingkat LDR perseroan berada pada level 57,02%.

“Memang menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk meningkatkan intermediasi,” ujarnya pada Rabu (4/10/2017).

Menurut Kostaman, perseroan telah mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 12% pada kuartal III/2017 secara tahunan.

Walaupun pertumbuhan kredit perseroan sudah dua digit, tetapi rasio LDR masih cukup longgar karena dari sisi dana pihak ketiga (DPK) justru melejit menjadi 24%.

“Kredit dan DPK kan harus dikembangkan dua-duanya, untuk penyaluran kredit pun kan harus mencari yang berkualitas juga dan itu tidak mudah,” sebutnya.

Dia menuturkan, perseroan bisa saja mendorong pertumbuhan kreditnya bisa lebih besar lagi, tetapi bila menjadi kredit bermasalah akan cukup sulit menyelesaikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper