Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal IV/2017, Anak Usaha BUMN Siap Cetak Rekor

Sejumlah anak usaha BUMN yang bergerak di berbagai sektor akan melakukan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada kuartal IV/2017.
GMF AeroAsia/gmf-aeroasia.co.id
GMF AeroAsia/gmf-aeroasia.co.id

Bisnis.com, JAKARTA--- Sejumlah anak usaha BUMN yang bergerak di berbagai sektor akan melakukan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada kuartal IV/2017.

Anak usaha BUMN itu antara lain PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya Gedung milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT PP Presisi milik PT PP (Persero) Tbk., dan PT Jasa Armada Indonesia milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Apabila rencana IPO 4 anak usaha BUMN dalam suatu kuartal dalam satu tahun itu dapat terealisasi maka anak usaha BUMN mencetak rekor dalam sepanjang sejarah BUMN.

Pasalnya, dalam tahun-tahun sebelumnya, jumlah anak usaha BUMN yang melakukan IPO tidak pernah lebih dari satu perusahaan dalam setiap tahunnya.

Anak usaha BUMN yang telah IPO lebih dulu adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Elnusa Tbk., pada 2008, anak usaha Wijaya Karya yaitu PT Wika Beton Tbk., pada 2014, anak usaha PT PP (Persero) Tbk., yaitu PT PP Properti pada 2015 dan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk., yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk., pada 2016.

Pada kuartal IV/2017, anak usaha yang akan IPO terlebih dulu adalah GMF. Saham GMF dijadwalkan untuk dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (10/10/2017) setelah perusahaan perawatan pesawat itu merampungkan sejumlah aktivitas.

GMF telah mendaftarkan diri ke Otoritas Jasa Keuangan, menggelar paparan publik, melakukan lawatan ke berbagai negara untuk menawarkan saham, menawarkan saham untuk publik di Jakarta dan sebagainya.

Harga saham IPO GMF ditetapkan sebesar Rp400 atau relatif mendekati batas kiri dari rentang harga yang ditawarkan sebesar Rp390-Rp510. Perusahaan memangkas jumlah saham yang ditawarkan kepada investor menjadi 2,82 miliar lembar dari rencana semula 10,89 miliar lembar dalam masa penawaran awal (bookbuilding).

Secara persentase, jumlah tersebut akhirnya setara dengan 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor GMF setelah IPO. Semula, rencana awal saham yang ditawarkan sebanyak 30% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perusahaan setelah IPO, dengan komposisi 20% untuk publik dan 10% untuk investor strategis.

Sementara itu, IPO 3 anak usaha lainnya yaitu Wika Gedung, PP Presisi dan Jasa Armada Indonesia direncanakan akan dilakukan pada November hingga Desember 2017. Pada saat ini, ketiga perusahaan itu belum menggelar paparan publik sehingga belum dapat diketahui lebih rinci mengenai harga saham IPO yang ditawarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper