Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Lima Hal yang Dikeluhkan Investor di Indonesia

Kendati situasi di dalam negeri relatif kondusif bagi para investor asing, tetapi masih banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. PR tersebut, hingga kini, belum terselesaikan. Setidaknya, ada lima hal yang menjadi keluhan dari para investor.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Endang Muchtar
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -  Kendati situasi di dalam negeri relatif kondusif bagi para investor asing, tetapi masih banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. PR tersebut, hingga kini, belum terselesaikan. Setidaknya, ada lima hal yang menjadi keluhan dari para investor.

"Keluhan utama para investor,  regulasi yang kerap berubah," tutur  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong dalam acara "Investment Outlook" terkait perkembangan kawasan industri terintegasi di Jakarta, Selasa (10/10/2017).

Ada sekitar 43.000 peraturan mulai dari Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Kepala Lembaga hingga Peraturan Daerah itu berubah terus tanpa transisi lebih dahulu. "Mungkin kompetensi kita dalam membuat kebijakan perlu diperbaiki," kata Tom, sapaan akrab Thomas.

Mantan Menteri Perdagangan itu menjelaskan keluhan selanjutnya adalah mengenai pajak. Menurut dia, pajak bukan sekadar tanggung jawab Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, melainkan tanggung jawab bersama.

"Ini tanggung jawab kita bersama, untuk bagaimana membangun sistem dan budaya perpajakan yang 'fair' (adil). Jadi beban pajak jangan ke sektor industri saja," katanya.

Keluhan berikutnya, lanjut Tom,  mengenai izin kerja terutama bagi warga negara asing. Selain itu, urusan lahan yang perizinannya memakan waktu lama juga menjadi keluhan lainnya.

"Di banyak pemerintah daerah, IMB (Izin Mendirikan Bangunan) itu bisa bertahun-tahun. Keluhan terakhir yakni soal infrastruktur yang dikeluhkan terlalu banyak digarap BUMN, yang ini baru belakangan muncul," tuturnya.

Tom menuturkan minat investasi di Indonesia begitu tinggi terutama setelah kenaikan peringkat Indonesia oleh lembaga riset dan pemeringkat dunia masuk kategori "layak investasi".

Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang gencar dilakukan juga, tambah dia, ikut mendukung tingginya minat investasi.

Ia bahkan menyebut pembangunan infrastruktur dalam lima tahun belakangan justru lebih banyak dibanding pembangunan pada 15 tahun sebelumnya.

Kendati demikian, Tom mengkhawatirkan aspek perangkat lunak seperti regulasi dan sumber daya manusia yang harus juga mendukung minat investasi investor.

"Ini juga penting untuk membuat suatu kawasan bisa naik kelas sehingga bisa tetap menarik minat investasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper