Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elektronifikasi Jalan Tol, Belajar Dari Pengalaman TransJakarta

Strategi menggratiskan biaya kartu perdana uang elektronik, sehingga konsumen cukup membayar saldo awal, diharapkan mendorong elektronifikasi pembayaran di jalan tol.
Karyawati bertransaksi menggunakan uang elektronik e money./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawati bertransaksi menggunakan uang elektronik e money./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Strategi menggratiskan biaya kartu perdana uang elektronik, sehingga konsumen cukup membayar saldo awal, diharapkan mendorong elektronifikasi pembayaran di jalan tol.

Cara serupa dilakukan untuk elektronifikasi pembayaran tiket TransJakarta pada 2014, apakah langkah kali ini akan berhasil?

Ketika TransJakarta memberikan promo serupa pada awal menuju elektronifikasi tiket sempat terjadi berbagai polemik di masyarakat, khususnya pengguna moda transportasi tersebut.

Pasalnya, konsumen pengguna bus berjalur khusus ini, menganggap tetap ‘dipaksa’ membeli kartu perdana uang elektronik sebesar Rp20.000 dengan nilai saldo yang sama bila belum memiliki kartu prabayar tersebut.

Isu TransJakarta akan ditinggalkan penggunanya pun mencuat. Salah satunya Rian (26), pegawai swasta di Jakarta, yang mengaku terkejut dengan kebijakan kala itu.

“Ya, kalau lagi lupa bawa uang elektronik berarti terpaksa beli yang Rp20.000 sekali jalan. Padahal sudah punya, kan sayang tuh,” kenangnya kala itu.

Akhirnya, selama beberapa waktu Rian terpaksa memilih transportasi lain, seperti dengan Kopaja dan Metromini yang satu trayek dengan Transjakarta.

Namun, kini Rian sudah kembali menjadi pengguna TransJakarta dan terbiasa melakukan pembayaran dengan uang elektronik.

Sayangnya, permasalahan elektronifikasi pada tiket TransJakarta belum usai, beberapa pihak masih kerap mengalami masalah teknis.

Seperti yang dialami Sinta, pegawai swasta di Jakarta, mengaku masih kerap kesulitan dalam mengisi ulang uang elektronik di loket halte TransJakarta.

“Suka ada saja masalahnya pas lagi mau isi ulang di loket halte TransJakarta, jadinya terpaksa menenteng beberapa uang elektronik karena suka saldonya kurang dan akhirnya beli kartu baru,” ujarnya.

Ketersediaan infrastruktur dalam elektronifikasi TransJakarta itu bisa menjadi hambatan masyarakat saat menggunakan layanan transportasi tersebut. Lalu, bagaimana dengan elektronifikasi jalan tol?

Pihak bank dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pun sepakat untuk memberikan subsidi kepada konsumen dalam penjualan uang elektronik di jalan bebas hambatan tersebut. Subsidi itu berupa potongan biaya kartu perdana, jadi ketika konsumen membeli kartu senilai Rp50.000 berarti isi saldo juga dengan nilai serupa.

Promo itu pun berjalan dari 16 Oktober 2017 sampai 31 Oktober 2017 dan pihak perbankan menyiapkan 1,5 juta keping kartu yang porsinya dibagi rata kepada lima bank partisipan elektronifikasi pembayaran tol tersebut.

Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Hadi Suprayitno mengatakan, nantinya uang elektronik promo itu akan disebarkan pada sejumlah pintu tol yang penetrasi nontunai masih belum 100%.

“Hal itu dilakukan agar memaksimalkan masa promosi untuk mereka pengguna jalan tol yang memang belum memiliki uang elektronik,” kata Hadi pada Minggu (15/10).

Apabila jumlah kartu uang elektronik sebesar 1,5 juta keping itu habis sebelum 31 Oktober 2017, ungkapnya, berarti masa promosi akan berakhir.

PERLU PENGAWASAN

Senior Vice President Digital Banking & Finansial Inclusion PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. C. Guntur Tri mengatakan, kalkulasi jumlah uang elektronik pada masa promo itu sebanyak 1,5 juta keping berdasarkan transaksi tol yang masih dilakukan dengan tunai.

“Dari hitung-hitungan itu, keluar angka 1,5 juta keping, jumlah itu bisa memenuhi kebutuhan penetrasi nontunai baru. Untuk itu, dibutuhkan kontrol agar satu kendaraan cukup satu kartu uang elektronik,” ujarnya.

Deputi Direktur Grup Pengembangan Sistem Pembayaran Ritel dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Apep M. Komarna mengatakan, angka kebutuhan uang elektronik pada masa promo ini sebenarnya 1,2 juta kartu, tetapi untuk antisipasi kebocoran dibuat menjadi 1,5 juta kartu.

“Untuk itu, memang penjualan hanya dilakukan kepada yang belum punya saja. Di lapangan ada kamera CCTV juga dan ada berbagai strategi untuk memantau satu kendara satu uang elektronik,” ujarnya.

Sebagai operator jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengaku sudah menyediakan beberapa mesin isi ulang yang diperuntukkan untuk konsumen yang sudah memiliki kartu.

Vice President Operational Management Jasa Marga Raddy R. Lukman mengatakan, pihaknya sudah menyediakan beberapa alternatif isi ulang uang elektronik di gerbang tol.

“Namun, mayoritas isi ulang hanya bisa dilakukan dengan kartu debit. Untuk isi ulang secara tunai masih terbatas, saat ini baru ada di 13 titik, akhir bulan ini akan ditambah menjadi 50,” ujarnya.

Para pihak terkait elektronifikasi pembayaran tol ini pun memberikan pesan kepada konsumen agar terus memantau saldo uang elektroniknya. Hal itu agar mengurangi potensi tidak ada saldo ketika berada di gerbang tol.

“Ya, anggap saja uang elektronik itu seperti dompet, kan perlu diingat punya uang berapa di dalamnya sehingga ketika bertransaksi tetap ada uangnya,” ujar Sekretaris Korporasi PT Bank Central Asia Tbk. Jan Hendra.

Saat ini, penetrasi elektronifikasi pembayaran tol sudah menyentuh 80%. Persentase itu sudah naik ketimbang awal bulan ini yang berada di kisaran 72%.

Dengan strategi promosi yang serupa seperti masa TransJakarta ini, apakah elektronifikasi pembayaran tol bisa menembus 100% pada akhir Oktober? Kita lihat saja nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper