Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga KUR Turun Jadi 7%, Ini Dampaknya ke BPR

Bisnis com, JAKARTA -- Penurunan bunga kredit usaha rakyat atau KUR menjadi 7% mulai tahun depan dinilai akan berimbas kepada bisnis bank perkreditan rakyat.

Bisnis com, JAKARTA --  Penurunan bunga kredit usaha rakyat atau KUR menjadi 7% mulai tahun depan dinilai akan berimbas kepada bisnis bank perkreditan rakyat.

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Djoko Suyanto mengatakan, secara prinsip KUR itu produk pembiayaan kepada  pengusaha kecil, yang kurang lebih sama dengan target nasabah BPR . Program kredit bersubsidi ini memiliki pricing suku bunga rendah yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga secara teori akan membuat persaingan di level pembiayaan mikro akan semakin ketat.

“Lalu, dampaknya pun pasti ada, tetapi kami belum mengukur secara detail. Prinsipnya, pasti ada pengaruh langsung dan tidak langsung,” ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (21/10/2017).

Adapun, Perbarindo masih yakin kalau BPR bisa tetap menjaga segmen bisnisnya di tengah persaingan pasar kian ketat dengan keberadaan KUR. Pasalnya, BPR pun juga memiliki kelebihan dalam menangkap pasar mikro tersebut.

Djoko mengatakan, irisan bisnis antara KUR dengan BPR pasti ada, tetapi pihaknya juga memiliki kelebihan seperti lebih dekat dengan masyarakat segmen mikro tersebut.

“Selain itu, pelayanan kami juga jauh lebih sederhana ketimbang bank umum, serta kecepatan proses juga cukup baik. Lagipula, kadang masyarakat mikro itu memilih bukan sekedar soal harga, melainkan juga ada beberapa variable lainnya,” ujarnya.

Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit BPR sampai Agustus 2017 sudah tumbuh dua digit sebesar 10,01% menjadi Rp87,72 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Persentase pertumbuhan itu sudah jauh lebih tinggi ketimbang periode Agustus 2016 yang naik sebesar 7,57% menjadi Rp79,73 triliun dibandingkan dengan Agustus 2015.

Di sisi lain, dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sebanyak 16 BPR telah dilikuidasi sepanjang tahun berjalan ini. Bila dibandingkan sejak 2007, jumlah likuidasi BPR secara tahunan pada 2017 menjadi yang paling banyak.

Namun, Djoko menampik kalau faktor utama penutupan BPR itu disebabkan oleh persaingan dengan KUR.

“Untuk BPR yang ditutup kan bukan semata-mata soal bisnis, tetapi banyak faktor lain seperti manajemen, sumber daya manusia, sampai permodalan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper