Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank DKI mencatatkan laba bersih senilai Rp524 miliar per kuartal III/2017, meningkat 11,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp472 miliar.
Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi mengatakan, pertumbuhan laba didorong oleh peningkatan fee based income yang meningkat 7,3% secara year on year (yoy).
Pendapatan berbasis komisi tersebut bersumber dari komisi transaksi di mesin ATM dan transaksi produk digital banking seperti JakCard dan JakMobile.
“Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN [cadangan kerugian penurunan nilai] seiring dengan membaiknya kualitas kredit,” tuturnya melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Senin (23/10/2017).
Kresno menambahkan, dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit mulai menunjukkan pertumbuhan pada tahun ini. Per September 2017, kredit yang disalurkan mencapai Rp25,59 triliun, tumbuh 4,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp24,56 triliun.
Upaya perbaikan kualitas aset telah menunjukkan hasil yang cukup baik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross per September 2017 yang tercatat sebesar 4,74%. Pada periode yang sama tahun lalu, rasio NPL gross mencapai 7,60%.
“Membaiknya rasio NPL didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku. Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent.”
Dari sisi pendanaan, hingga akhir kuartal III/2017 perseroan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp41,37 triliun. Nilai tersebut melonjak 39,76% dibandingkan dengan realisasi penghimpunan dana pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp29,60 triliun.
Peningkatan dana pihak ketiga ini didorong oleh peningkatan aktivitas pengembangan produk dan layanan terutama produk-produk digital banking yang terus didorong Bank DKI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
