Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GELAR IIMF 2017 : Bank Jateng Perkuat Pembiayaan Mikro

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) merealisasikan pembiayaan segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) Rp9,5 triliun hingga Oktober 2017.

Bisnis.com, SEMARANG--PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) merealisasikan pembiayaan segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) Rp9,5 triliun hingga Oktober 2017.

Jumlah ini setara 24% dari pembiayaan yang dikucurkan perusahaan.

Direktur Bisnis Bank Jateng Pujiono mengatakan capaian ini jauh diatas batas minimil yang di atur otoritas sebesar 20%. Jumlah ini juga diatas target perusahaan hingga akhir 2017 sebesar Rp8,7 triliun.

“Sekarang Bank Jateng sudah menyalurkan kredit 24% ke UMKM itu sekitar Rp9,5 triliun per Oktober 2017,” kata Pujiono di sela temu media jelang pertemuan The 1st Indonesia International Microfinance Forum (IIMF) 2017 di Semarang, Jumat (17/11).

Pujiono menjelaskan diantara kredit UMKM ini, Bank Jateng juga menyalurkan ‘Jateng25’yakni kredit tanpa agunan berbunga 7%.  Kredit dengan plafond Rp1 juta – Rp25 juta ini telah menjangkau 21.525 debitur per Oktober. Sedangkan kredit bermasalah dari program kredit tanpa jaminan ini terbukti cukup rendah yakni 1,9%.

Dia mengatakan secara keseluruhan pangsa pasar Bank Jateng saat ini mencapai 12%-13%, di Jawa Tengah. Artinya potensi pasar bagi industri masih cukup luas. Perbankan baik BPR dan bank umum didorong lebih memperdalam dan memperluas akses kreditnya.  

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan segemen UMKM ini memiliki daya juang yang tinggi. Ini terbukti para pengusaha mikro sanggup membayar bunga hingga ratusan persen setiap tahunnya. Untuk memperdalam pemahaman akan model bisnis pembiayaan mikro menjadi pertimbangan Bank jateng menggelar IIMF 2017 di Magelang.

“Dari pertemuan ini diharapkan muncul pemikiran baru model pembiayaan mikro sehingga dapat mengurangi kemiskinan. Isu yang paling dekat dengan kemiskinan adalah bagaimana mereka [pelaku UMKM] dapat mengakses modal  usaha,” katanya.

Supriyanto mengatakan, ketika program Jateng25 dimulai tanpa subsidi dari pemerintah setahun lalu, ternyata terbukti para pengusaha ini memiliki kepatuhan yang cukup baik. Ini terbukti dari NPL program ini terjaga di bawah 2%.

“Ini kesungguhan kami termasuk dari pemegang saham Gubernur Ganjar Pranowo yang serius mengurangi kemiskinan. Kedua, kami lakukan pendampingan, ini memang biayanya mahal, tapi kalau hanya biaya kapan kita memikirkan mereka, mudah-mudahan yang terlihat dan terbukti ini [melalui Jateng25] jadi pelajaran,” katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pihaknya menargetkan untuk 2018 nanti dapat memperluas program Jateng25 tumbuh hingga dua kali lipat. Dari saat ini target sebesar Rp350 miliar diharapkan pada 2018 menjadi Rp700 miliar.

Dia mengatakan peningkatan pembiayaan bagi segmen mikro ini tidak akan mengurangi pendapatan perusahaan. Pasalnya jumlah ini hanya 1% dari total aset Bank Jateng.

Sedangkan secara teori dampak penurunan bunga 100 basis point hanya akan berdampak sebesar 7 point kepada margin bunga perusahaan. Dia mengatakan dengan perhitungan ini maka program ini hampir hampir tidak berdampak  terhadap NIM  perusahaan.

“Sampai akhir tahun kami targetkan laba Rp1,6 triliun,” katanya.

            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper