Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Pangkas Tarif Pajak Dinilai Belum Tepat

Kendati memandang perlunya strategi untuk mendorong pertumbuhan industri padat karya, namun usulan untuk memangkas tarif pajak dinilai belum tepat untuk dilakukan pada 2018 mendatang.
Petugas pajak melayani warga yang mengikuti program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di Kantor Direktorat Jendral Pajak, Jakarta, Jum'at (31/3)./Antara-Atika Fauziyyah
Petugas pajak melayani warga yang mengikuti program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di Kantor Direktorat Jendral Pajak, Jakarta, Jum'at (31/3)./Antara-Atika Fauziyyah

Bisnis.com,JAKARTA - Kendati memandang perlunya strategi untuk mendorong pertumbuhan industri padat karya, tetapi usulan untuk memangkas tarif pajak dinilai belum tepat untuk dilakukan pada 2018 mendatang.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan pemerintah tak akan berani mengambil risiko memangkas pajak seperti yang dilakukan Amerika Serikat, karena tensi politik tahun depan akan sedikit memanas.

"Saya kira tak akan berani, karena itu akan mendekati tahun politik," kata Enny di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Pertimbangan lainnya, dengan strategi penyaluran anggaran yang dilakukan lebih cepat, ada pos-pos belanja yang sifatnya mandatori dan yang sifatnya rutin.

"Jadi kalau ada pemotongan justru akan menimbulkan kegaduhan dalam jangka pendek," imbuhnya.

Oleh karena itu, melihat momentum serta kemungkinan realisasi pertumbuhan ekonomi 2018 yang diprediksi hanya 5,1%, maka tahun depan tanpa ada terobosan untuk menggenjot industri padat karya, sehingga sangat muskil target pertumbuhan ekonomi di angka 5,4% akan tercapai.

Industi padat karya, kata Enny perlu terus digenjot lantaran memiliki multiplier effect ke sektor-sektor lainnya salah satunya ke daya beli yang dalam beberapa waktu belakangan terus tergerus. "Industri baru tumbuh 4%an, itulah kenapa kami tak optimis pertumbuhan bisa di angka 5,4%," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper