Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Pacu Komisi dari Treasuri

Selain mengejar margin dari bisnis penyaluran kredit, bank tengah menggenjot pendapatan komisi dari bisnis treasuri.
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Selain mengejar margin dari bisnis penyaluran kredit,  bank tengah menggenjot pendapatan komisi dari bisnis treasuri.

Managing Director Strategic, Compliance & Risk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Mahelan Prabantarikso menyatakan, selain menyalurkan kredit kepada nasabah secara langsung, salah satu bisnis yang banyak dilakukan bank adalah treasuri.

Adapun, model bisnis treasuri ada berupa money market line atau pasar uang yang cara kerjanya mirip seperti pemberian kredit. Dengan jumlah dana yang besar lebih besar dan jangka waktu yang singkat, margin dari bisnis pasar uang lebih besar dari kredit konvensional.

Namun risiko dalam bisnis pada pasar uang juga tidak kecil. “High risk high return. Semakin tinggi resikonya dapatnya lebih besar,” kata Mahelan di Jakarta, pekan lalu.

Sejumlah bank melaporkan kenaikan pendapatan dari bisnis treasuri, baik berupa pendapatan bunga maupun pendapatan komisi atau fee based income (FBI).

Kendati tidak memerinci, Mahelan menyatakan gain BTN dari bisnis treasuri meningkat pesat dalam setahun terakhir. “Secara fee based, ada peningkatkan. Khusus dari treasuri naik hampir 100%-200% dari segi FBI,” ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan kenaikan dari sisi bisnis treasuri menjadi penopang pertumbuhan laba perseroan.

Tiko, saapaan akrabnya, menyatakan Bank Mandiri memiliki berbagai jenis investasi seperti dalam obligasi negara dan korporassi swasta yang ditempatkan di berbagai instrumen keuangan.

“Perkembangannya positif. Kenaikan laba dari terasuri juga meningkat, kami banyak ambil gain dari surat berhaga negara,” ujarnya.

Sementara itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan kinerja bisnis treasuri naik pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Direktur Treasuri & Internasional BNI Panji Irawan menyatakan setidaknya ada empat jenis produk layanan treasuri BNI yakni forex, bank notes, fix income, dan money market. Adapun segmen yang dibidik ada dua yakni korporasi dan nasabah ritel.

Dengan total volume bisnis treasuri sekitar US$276 miliar atau ekuivalen Rp3.737 triliun atau sekitar US$1,55 miliar per hari, bisnis treasuri memiliki potensi yang sangat besar.

“Dalam tiga tahun terakhir, volume perdagangan surat berharga BNI meningkat rata-rata 4% dengan nilai Rp84,46 triliun per September lalu,” katanya dalam diskusi dengan media, beberapa waktu lalu.

Perolehan capital gain BNI meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 36%.  Bila pada 2015 capital gain sebesar Rp259 miliar, BNI memproyeksikan pada akhir tahun dapat mencapai Rp650 miliar.

Sedangkan untuk forex gain, tercatat pertumbuhan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 73%. Forex gain BNI melejit dari Rp155 miliar pada 2015 menjadi Rp810 miliar (proyeksi pada akhir 2017).

Lebih lanjut, Panji mengatakan sampai akhir kuartal III/2017, BNI membukukan pendapatan sebelum pajak dari bisnis treasuri sebesar Rp1,79 triliun, tumbuh 21,57% secara year on year.

“Kinerja pada sembilan bulan ini sangat optimal. Sampai September sudah mencapai 106,78% dari target kami sampai akhir tahun ini yang dipatok Rp1,68 triliun,” tuturnya.

Bila dirinci, pendapatan dalam bentuk komisi atau fee bisnis treasuri mencapai Rp1,13 triliun, naik 20,33% (yoy), sedangkan pendapatan bunga mencapai Rp0,98 triliun atau tumbuh 22,06% (yoy).

Untuk meningkatkan laba, perseroan akan mengembangkan infrastruktur yang memudahkan nasabah bertransaksi, misalnya, BNI smartforex web client serta penambahan fitur dalam BNI forex mobile.

“Pertumbuhan kinerja kami dalam 3 tahun ini terakhir tak lepas dari value creation. Transaksi treasuri forex dan lainnya ini yang kami lakukan untuk mendorong income. Ke depan, maraknya penerbitan obligasi dan pergerakan harga akan menjadi peluang bagi bisnis treasuri.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper