Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Fiskal 2017: Pemerintah Puas!

Pemerintah puas dengan kinerja fiskal sepanjang 2017 lalu. Proyeksi asumsi Makro dengan realisasi yang nyaris sama dengan perbedaan angka dikisaran 1,12%.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/3)./Antara-Rivan Awal Lingga
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/3)./Antara-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengaku puas dengan kinerja fiskal sepanjang 2017 lalu. Proyeksi asumsi Makro dengan realisasi yang nyaris sama dengan perbedaan angka dikisaran 1,12%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meski dari sisi pajak sepenuhnya belum tercapai, tetapi jika menghapus periode amnesti pajak pertumbuhan masih 12%. Sebaliknya, dari bea cukai untuk pertama kalinya pemerintah mengklaim capaian target setelah periode 3 tahun. Adapun, dari PNBP meningkat karena harga minya naik dan semua sektor tumbuh 10%.

Dirinya mengemukakan dari realisasi pendapatan negara 2017 hingga periode 8 Januaru ada peningkatan sebesar Rp4,2 triliun dibanding periode tutup tahun 31 Desember 2017. Sehingga total akumulasi realisasi pendapatan negara 2017 menjadi Rp1.659,9 triliun atau 95,6% dari APBNP.

Sementara realisasi Belanja Negara hingga 8 Januari ini pemerintah mencatat sebesar Rp1.986 triliun atau 93,1% dari APBNP 2017. Dengan rincian, belanja pegawai 91% naik dari periode 2016 89,1%, belanja barang 94,6% naik 85,3%, belanja modal 89% naik 82,0% atau tertinggi dari 3 tahun terakhir, bantuan sosial 93,3% naik dari 92,9%. Terakhir, penurunan subsidi Rp166,3 triliun dari 2016 sebesar Rp174,2 triliun.

Adapun defisit bertengger pada angka 2,42% dari PDB 2017 atau Rp326,09 atau 82,1% dari APBNP 2017.

"Kami masih optimis pertumbuhan pada 2018 mendatang sesuai asumsi 5,4% dengan sejumlah catatan di antaranya konsumsi rumah tangga yang terjaga pada kisaran 4,9% sampai dengan 5%, serta ekspor dan impor bertumbuh," katanya, Senin (9/1/2017).

Sri Mulyani menilai sejumlah agenda Internasional pada kuartal III/2018 nanti akan medorong stabilitas konsumsi ke depan. Apalagi, periode Lebaran akan terjadi pada kuartal II/2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper