Bisnis.com, JAKARTA -- Hingga akhir Desember 2017, pemerintah mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp308,3 triliun, atau 118,26% lebih besar dari estimasi target APBN-P 2017 yang sebesar Rp260,24 triliun.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan pendapatan tersebut meningkat dari semua jenis PNBP.
Askolani mengatakan besarnya pendapatan SDA yang melebihi target disebabkan oleh tingginya pencapaian harga minyak dari estimasi APBN-P.
Sekedar catatan, harga minyak hingga saat ini masih berada di atas US$60 per barel, sedangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Perubahan 2017 harga minyak mentah dipatok USD48 per barel.
"Itu menyebabkan penerimaan minyak kita meningkat pada 2017," kata Askolani dalam Konfrensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Selain itu, menurutnya, PNBP dari batu bara dalam beberapa bulan terakhir juga menunjukkan tren peningkatan.
Berdasarkan bahan paparan, harga batu bara acuan (HBA) Januari 2017 mencapai US$85,9 per ton, lebih tinggi dibandingkan dengan HBA 2016 sebesar US$58,2 per ton.
"Itu yang menyebabkan ada kenaikan dari pertambangan umum SDA dan distribusi penerimaan batu bara nasional," katanya.
Selain penerimaan SDA, pemerintah juga berhasil mendapatkan pemerimaan yang melebihi target dari bagian laba BUMN.
Bagian laba BUMN terealisasi Rp43,9 triliun, atau 107,08% dari target APBN-P 2017 sebesar Rp41 triliun.
"Utamanya ada dividen dari freeport Rp1,4 triliun," katanya.
Disamping itu, Askolani mengatakan PNBP Kementrian/Lembaga juga berkontribusi cukup besar pada 2017.
Contohnya, eksekusi lelang yang dilakukan Kementrian Komunikasi dan Informasi menyebabkan penerimaan negara naik.
Selanjutnya, ada juga perbaikan sistem pelayanan kepolisian dengan sistem online, menyebabkan pelayanan jauh lebih efektif. "Hal ini juga menyebabkan peningkatan PNBP 2017," kata Askolani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
