Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pastikan Inflasi Terkendali Meski Terjadi Gejolak Harga Bahan Pokok

Bisnis.com, JAKARTA--Kendati pasokan beberapa bahan pokok tersendat pada awal tahun ini, pemerintah tetap yakin inflasi akan berada pada kisaran target 2,5%-4,5%.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Kendati pasokan beberapa bahan pokok tersendat pada awal tahun ini, pemerintah tetap yakin inflasi akan berada pada kisaran target 2,5%-4,5%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro menuturkan, pihaknya yakin inflasi bisa terjaga pada rentang tersebut.

"Kalau inflasi, kami yakin masih bisa dijaga pada rentangnya," tegas Bambang, Rabu (17/1/2018).

Bahkan, pemerintah tidak memasukkan bahan pokok bergejolak sebagai risiko terhadap inflasi.

Dari target tersebut, Bappenas hanya memetakan tiga risiko downside terhadap inflasi. Pertama, rencana perbaikan subsidi energi yang terkait dengan LPG tepat sasaran dan pencabutan subsidi listrik untuk 450 VA dan 900 VA.

Kedua, ancaman depresiasi rupiah seiring dengan normalisasi. Ketiga, peningkatan aktivitas ekonomi domestik seiring dengan kebijakan moneter yang lebih longgar (turunnya suku bunga) akan meningkatkan permintaan agregat.

Sementara itu, Bambang menunjukkan risiko upside terhadap inflasi a.l. pertumbuhan ekonomi masih di bawah potensi, efek kebijakan struktural yang akan meningkatkan pertumbuhan potensial ke depan, perbaikan infrastruktur dan logistik untuk menurunkan harga dan koordinasi kebijakan yang lebih baik.

Khusus rupiah, Bambang mengungkapkan pemerintah menetapkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar Rp13.400 dengan mempertimbangkan sejumlah risiko.

Bappenas mencatat faktor pendorong depresiasi rupiah terhadap dolar yaitu, kebijakan moneter the Fed terkait suku bunganya, normalisasi balance sheet dan reformasi pajak Trump, serta normalisasi kebijakan moneter EU dan Jepang.

Di sisi lain, faktor pendorong dari dalam negeri yang direkam Bappenas a.l. defisit transaksi berjalan yang diperkirakan meningkat pada 2018 dan 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper