Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Defisit Neraca Perdagangan, Pemerintah Lakukan Konsolidasi

Pemerintah mengaku akan melakukan konsolidasi terkait antisipasi tren defisit neraca perdagangan.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengaku akan melakukan konsolidasi terkait antisipasi tren defisit neraca perdagangan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini memang ekonomi dunia membaik. Artinya, sejurus dengan itu perdagangan pun akan membaik begitu pula sebaliknya. 

"Kalau perdagangan membaik, berarti ekspor itu sebenarnya akan membaik. 
Pertanyaannya tinggal kita yang berorientasi ekspor ini seberapa banyak. Kan tergantung juga, kita defisit tuh sebenarnya lebih banyak karena urusan migas. Apa dia akan naik terus kita belum tau," katanya, Rabu (17/1/2018).

Menurut Darmin, biasanya jika migas naik terus, kelapa sawit juga akan naik. Namun, ini masih perkiraan belum kepastian sehingga pemerintah masih akan melakukan konsolidasi ke depan.

Sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit sebesar US$270 juta. Menurut data Badan Pusat Statistik, defisit ini disebabkan oleh nilai ekspor Indonesia yang lebih rendah dibandingkan impor.

Per Desember, total ekspor mencapai US$14,79 miliar atau turun 3,45% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, impor tercatat US$15,06 miliar atau turun 0,29%. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menuturkan ini merupakan defisit kedua setelah bulan Juli 2017.

"Defisit itu dipicu oleh surplus nonmigas sebesar US$774,7 juta, tetapi terkoreksi oleh sektor migas US$1,04 miliar," katanya.

Adapun, penurunan ekspor di sektor nonmigas disebabkan oleh penurunan ekspor hasil pertanian dan industri pengolahan selama Desember 2017. 

Sektor pertanian membukukan nilai ekspor US$0,28 miliar atau turun 12,82% month to month (mtm).  Menurut Kecuk, penurunan ini dipicu oleh turunnya ekspor kopi, lada hitam, dan biji kakao.

Sementara itu, industri pengolahan turun -9,98% menjadi US$10,33 miliar (mtm).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper