Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Ini Bukopin Mulai Integrasi dengan Bukopin Finance

Bank Bukopin segera merealisasikan rencananya untuk mengintegrasikan perseroan dengan anak usahanya yakni Bukopin Finance guna mendorong target penyaluran kredit multifinance.
Karyawan melayani nasabah Bank Bukopin di Jakarta./Bisnis.com-Abdullah Azzam
Karyawan melayani nasabah Bank Bukopin di Jakarta./Bisnis.com-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk. segera merealisasikan rencananya untuk mengintegrasikan perseroan dengan anak usahanya yakni Bukopin Finance guna mendorong target penyaluran kredit multifinance.

Direktur Bank Bukopin Rivan Achmad Purwantono menegaskan rencana integrasi tersebut dijadwalkan dimulai pekan ini.

"[Integrasi Bukopin dan Bukopin Finance] Rencananya pekan ini akan kita lakukan. Mungkin Rabu atau kalau tidak ya pekan depan lagi," tuturnya kepada Bisnis pada Senin (22/1).

Menurutnya, proses integrasi tersebut harus segera dilakukan untuk dapat segera mendorong penyaluran kredit konsumer Bank Bukopin.

Saat ini Bukopin memiliki anak usaha Bukopin Finance yang fokus pada bisnis pembiayaan kendaraan bermotor terutama roda empat komersial seperti truk.

"Proses integrasinya nanti yakni pertama tentang channeling atas pembiayaan kendaraan, baik baru maupun second, dan system collection," papar Rivan.

Sebelumnya diketahui bahwa manajemen baru PT Bank Bukopin Tbk. pada tahun ini akan fokus pada penyelesaian kredit bermasalah dan mendorong efisiensi biaya dana guna mengejar target pertumbuhan laba sekitar 20%-25%.

Hal tersebut disampaikan Eko Rachmansyah Gindo usai disahkan sebagai Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. bersama Rivan Achmad Purwantono sebagai direktur, melalui rapat umum pemegang saham luar biasa pada Rabu (10/1/2018).

Eko menyampaikan perseroan pada tahun ini menargetkan penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) menjadi 3,5% dari posisi akhir tahun lalu 4,7%.

Menurutnya, pencadangan yang dipupuk selama ini ibarat harta karun bagi Bukopin. Apabila kredit bermasalah dapat segera diselesaikan, maka akan menambah pendapatan.

Sejumlah upaya pun telah disiapkan untuk penyelesaian kredit bermasalah, mulai dari penagihan hingga restrukturisasi. "Kemudian secara sukarela ada yang menyerahkan jaminan, kita kombinasilah," kata Eko.

Dia menargetkan penyelesaian kredit bermasalah pada tahun ini ditargetkan dapat mengembalikan pencadangan sekitar Rp100 miliar yang masuk pada pos pendapatan.

"Potensi yang kita bidik untuk pendapatan tambahan dari NPL itu sekitar Rp100 miliar. Itu sekitar 10% dari total profit," ujarnya.

Selain memperbaiki kualitas aset, menurut Eko, manajemen akan melakukan diversifikasi kredit yang memiliki risiko rendah dan membutuhkan bantalan modal kecil. Hal itu, sambungnya, dilakukan agar setiap tahun perseroan tidak membutuhkan tambahan modal.

"Sehingga ke depan Bank Bukopin tidak perlu lagi dalam setiap tahun harus memerlukan tambahan modal untuk mendukung pertumbuhan aset. Itu yang akan kami lakukan," tuturnya.

Eko mencontohkan salah satu langkah yang akan ditempuh dengan mengintegrasikan bisnis dengan Bukopin Finance, anak usaha Bank Bukopin yang fokus pada pembiayaan bermotor terutama roda empat dan komersial, seperti truk.

"Jadi kami akan join financing dengan Bukopin Finance untuk mengembangkan sektor konsumer dari pada Bank Bukopin. Ini akan kami kejar pada 2018 sehingga integrasi induk dan anak ini akan terjadi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper