Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melihat Ekonomi China dari Potensi Pelancong Untuk Dunia

Jika Anda ingin mengukur bagaimana konsumen China membentuk kembali dunia, lihat berapa banyak dari mereka yang meninggalkan China untuk berlibur.
Turis asal China mengunjungi Yogyakarta./Antara
Turis asal China mengunjungi Yogyakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Jika Anda ingin mengukur bagaimana konsumen China membentuk kembali dunia, lihat berapa banyak dari mereka yang meninggalkan China untuk berlibur.

Hal tersebut diungkapkan oleh Tracy Chen, Manajer Portofolio Brandywine Global Investment Management, dalam paparannya mengenai pertumbuhan wisata China.

Perjalanan wisata ke luar negeri dari warga China telah tumbuh secara signifikan dalam 10 tahun terakhir/satu dekade terakhir, dan masih akan terus tumbuh. Hal ini  ditunjukkan dari jumlah pemegang paspor di China yang hanya mencapai 5%.

Sementara fokus analisis ekonomi China di AS berfokus pada hal-hal seperti harga baja dan barang-barang produksi murah, kekuatan ekonomi China yang benar-benar dominan ada pada kekuatan belanja konsumen dan layanan. Fenomena ini awalnya hanya bersifat lokal saja, namun saat ini  semakin berkembang ke luar China.

Sejumlah data ekonomi yang terkait China cukup mengejutkan. Menurut Badan Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belanja wisata luar negeri China tumbuh menjadi US$261 miliar pada tahun 2016 (21% dari pasar dunia), meningkat 12% dari tahun 2015 dan 11 kali dari 10 tahun sebelumnya. Jumlah pelancong China yang ke luar negeri naik 6% menjadi 135 juta di tahun 2016.

Melihat Ekonomi China dari Potensi Pelancong Untuk Dunia

Sumber: World Tourism Organization (UNWTO)
 

Perubahan drastis dari konsumsi China bermula dari pembukaan ekonomi China oleh Deng Xiaoping di tahun 1980an. Namun, ekspansi wisatawan China tidak benar-benat melonjak sampai tahun 1995 ketika China meluncurkan program Approved Destination Status (ADS), yang mengizinkan kunjungan wisata terorganisir ke sejumlah negara yang disetujui.

Tracy merinci tiga tahap dalam pertumbuhan wisatawan China. Pertama, dari pertengahan 1980an hingga awal 1990an, sejumlah kunjungan  wisata ke beberapa tetangga Asia hanya diperbolehkan untuk kunjungan keluarga. Selain itu, yang hanya diizinkan untuk perjalanan adalah kunjungan bisnis yang dibiayain pemerintah atau pengusaha serta pertukaran budaya yang melibatkan para cendekiawan dan peserta seminar.

Selanjutnya, dari pertengahan 1990an hingga 2010, berdasarkan kebijakan ADS, beberapa biro perjalanan berlisensi menyelenggarakan paket tur rombongan mandiri yang biasanya melibatkan banyak tujuan. Perjalanan tersebut sering kali hanya berisikan jalan-jalan ke kota-kota ikonik dunia belanja hadiah untuk keluarga dan teman-teman.

Wisatawan masih belum memiliki banyak interaksi dengan atraksi lokal karena tingkat pendapatan rendah, pengaturan tur yang kaku, rencana perjalanan yang terburu-buru, hambatan bahasa dan kurangnya pengalaman perjalanan ke luar negeri.

Terakhir, dari tahun 2010 sampai sekarang, kenaikan pendapatan, peningkatan pengalaman perjalanan, peraturan visa dan upaya pemasaran yang lebih mudah oleh negara tujuan membuat segalanya menjadi lebih mudah. Kunjungan wisata mandiri mandiri dengan tujuan di luar kebiasaan dengan pengalaman mendalam mulai dilakukan oleh warga China.

“Jejak turis China sekarang ditemukan di Asia Tenggara, Afrika, Amerika Utara dan Selatan dan bahkan daerah Kutub. Kaum milenial mendominasi kelompok wisata mandiri, minat mereka pun beralih dari sekadar jalan-jalan dan berbelanja menjadi belajar mengenai sejarah dan budaya<” ungkap Tracy dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Presiden Xi Jinping semakin mendorong pariwisata luar negeri untuk memproyeksikan soft power di panggung global. Pejabat pemerintah China juga diketahui dapat mengatur arus wisatawan ke destinasi berdasarkan suhu hubungan politik. Sementara itu, meningkatnya pendapatan warga China juga berarti naiknya pengeluaran di setiap perjalanan.

Pertumbuhan eksplosif internet, media sosial, aplikasi mobile dan mobile payment memberikan kenyamanan lebih bagi wisatawan. Ini tidak hanya berlaku untuk China, namun menggarisbawahi betapa uniknya industri pariwisata Cina diposisikan.

Melihat Ekonomi China dari Potensi Pelancong Untuk Dunia

Wisatawan China di situs Parthenon Athena, Yunani. Sumber: Bloomberg
 

Implikasi pada Investasi

Lonjakan ini baru saja dimulai dan yang terbaik belum datang. Tracy mengatakan, investor harus menargetkan destinasi, industri dan perusahaan yang bisa menarik wisatawan China.

Jaringan usaha hotel multinasional seperti Marriott, perusahaan jasa perjalanan seperti Ctrip, maskapai penerbangan, dan merek ritel asing mewah harus mendapatkan keuntungan dari tren ini.

Wisata luar negeri warga China merupakan pelopor investasi dan konsumsi luar negeri negeri tirai bamboo ini. Hal ini akan membantu menciptakan sejumlah besar pekerjaan di negara tujuan.

Menurut CEO Ctrip, sekitar 15 juta wisatawan luar negeri dari China memilih perusahaan tersebut setiap tahunnya. Perjalanan mereka ke luar negeri telah menciptakan hingga 100 juta pekerjaan di seluruh dunia. Itu akan membuat perubahan ekonomi terbesar di negara-negara kecil seperti Kamboja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper