Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awasi Harga Beras, Pemerintah Masih Berharap Inflasi Kisaran 3%

Pemerintah berharap tingkat inflasi ke depan masih pada kisaran 3% guna melanjutkan trennya dalam tiga tahun terakhir ini.
Pekerja beristirahat di atas tumpukan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pekerja beristirahat di atas tumpukan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berharap tingkat inflasi ke depan masih pada kisaran 3% guna melanjutkan trennya dalam tiga tahun terakhir ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan inflasi bukan sesuatu yang langgeng ketika sedang turun atau naik tidak seperti kondisi lainnya, sehingga hal ini menjadi keuntungan tersendiri.

"Desember lalu sudah tinggi ini tinggi lagi karena memang beras kita belum turun harganya," katanya, Jumat (2/2/2017).

Darmin mengemukakan saat ini yang paling menjadi harapan pemerintah adalah penurunan harga beras tersebut. Apalagi saat ini panen raya belum terjadi sehingga ke depan peluang penurunan harga masih sangat tinggi.

Menurut Darmin kebutuhan beras Indonesia mencapai 2,5 juta ton dengan padi pada 4,5 juta - 5 juta ton per bulan. Angka tersebut akan diperoleh dari hasil panen raya sawah yang memiliki luas 1 juta hektare.

Apabila sejumlah pihak masih mengklaim hasil panen dari luasan sawah 50 hektare - 100 hektare, ujarnya, itu masih salah besar. Untuk itu, Darmin meminta perhitungan harus berdasarkan hasil panen raya yang belum terjadi.

Sayangnya, persoalan harga beras terus melambung bahkan sudah mencapai Rp1.500. Untuk itu tugas pemerintah adalah terus mendorong harga tersebut menjadi turun dan normal lagi.

Darmin menilai harga beras menjadi penyebab utama tingkat kemiskinan itu meningkat, sehingga upaya pemerintah juga memastikan agar data BPS tentang tingkat kemiskinan tidak naik pada Maret mendatang.

"Selain impor 500.000 ton kita juga beli beras petani loh sebesar 2,2 juta ton. Jadi, kita harus melihat kebijakannya lengkap. Jangan cuma lihat impornya, sebab Bulog pasti akan serap hasil panen petani dengan standar harga yang ada antara lain memperhitungkan biaya hidup petani," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks konsumen mengalami inflasi sebesar 0,62%. Secara tahun kalender, inflasi awal tahun ini sebesar 0,62% dan inflasi tahun ke tahun 3,25% (yoy)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengungkapkan inflasi Januari bersumber dari bahan makanan di mana inflasinya mencapai 2,34% dan andilnya 0,48%.

"Secara kelompok, penyumbang terbesar inflasi Januari 2018 adalah beras dengan andil 0,24%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper