Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Pemicu Pasar Asia Terseret Pelemahan Wall Street

Kemerosotan yang melanda bursa Wall Street beberapa hari terakhir turut menyeret Asia. Investor Asia biasanya mencermati pergerakan harga saham di Amerika Serikat (AS), mengingat banyak negara di Asia masih bergantung pada ekonomi AS untuk pertumbuhan.
Aktivitas masyarakat terlihat di salah satu sudut pusat keuangan dunia, Wall Street di New York, Amerika Serikat/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji
Aktivitas masyarakat terlihat di salah satu sudut pusat keuangan dunia, Wall Street di New York, Amerika Serikat/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji

Bisnis.com, JAKARTA – Kemerosotan yang melanda bursa Wall Street beberapa hari terakhir turut menyeret Asia. Investor Asia biasanya mencermati pergerakan harga saham di Amerika Serikat (AS), mengingat banyak negara di Asia masih bergantung pada ekonomi AS untuk pertumbuhan.

Namun banyak analis menilai penurunan tajam tersebut, meskipun dramatis, harus dilihat dalam perspektif. Fundamental ekonomi di AS, dan banyak negara di Asia, masih terlihat lebih kuat daripada periode pasca krisis finansial global.

Tampaknya kontra-intuitif, tapi seperti dijelaskan Dheeraj Bharwani, seorang independent wealth strategist atas menurunnya performa pasar Asia, “Sebenarnya laporan ekonomi positif yang datang dari AS-lah yang telah menyebabkan pasar Asia turun”.

Ekonomi AS tumbuh dan itu berarti ekspektasi inflasi, berapapun itu di masa mendatang, akan naik. Artinya juga, bank sentral AS The Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dan dengan laju lebih stabil daripada yang diperkirakan, guna menstabilkan ekonomi.

Itulah tugas bank sentral, untuk menata dan menyesuaikan suku bunga demi memastikan ekonomi tidak tumbuh terlalu cepat atau terlalu lambat. Inilah yang menyebabkan sejumlah investor di AS dan Asia menarik uang mereka keluar dari pasar saham.

Karena ketika biaya pinjaman naik, investor khawatir akan dampaknya terhadap prospek pertumbuhan perusahaan yang mungkin akan melihat kenaikan harga untuk membangun pabrik baru maupun melakukan ekspansi.

“Jadi investor sekarang memiliki pilihan tentang kemana harus menyimpan uang mereka,” kata David Kuo dari Motley Fool, seperti dikutip BBC, Selasa (6/2/2018).

“Dengan tingkat suku bunga AS yang meningkat tahun ini, mereka tidak perlu menginvestasikannya di dalam saham untuk mendapatkan return,” lanjutnya.

Pasar Asia mendapatkan keuntungan dari suku bunga AS yang telah berada di rekor level terendah dalam satu dekade terakhir. Banyak aliran dana telah masuk ke pasar Asia untuk mencari return yang lebih baik.

Namun sekarang, dengan suku bunga AS yang diperkirakan akan meningkat, para pedagang mengatakan banyak investor Asia merasa cemas bahwa reli pasar saham AS kemungkinan akan menyusut. Itu berarti pergerakan saham Asia juga dapat turun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper