Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cryptocurrency Tak Akan Kuat Saingi Uang Konvensional

Dua ekonom The Fed untuk New York mengklaim, kehadiran mata uang virtual (cryptocurrency) tidak akan mampu menyaingi peran dan kemampuan uang konvensional.
Ilustrasi Bitcoin diletakkan di atas lembaran uang dolar AS./REUTERS-Dado Ruvic
Ilustrasi Bitcoin diletakkan di atas lembaran uang dolar AS./REUTERS-Dado Ruvic

Bisnis.com JAKARTA - Dua ekonom The Fed untuk New York mengklaim kehadiran mata uang virtual (cryptocurrency) tidak akan mampu menyaingi peran dan kemampuan uang konvensional.

Michael Lee dan Antoine Martin dalam risetnya yang dirilis pada Jumat (10/2/2018) waktu setempat mengatakan, mata uang virtual belum dan tidak akan mampu menyaing uang tunai, cek, atau kartu kredit sebagai alat pembayaran dan investasi di AS maupun negara-negara lain.

Mereka berpendapat, mata uang virtual biasanya berkembang sebagai bentuk alternatif alat transaksi selama keraguan dan kecurigaan pasar pada alat pembayaran konvensional meningkat. Namun setelah kecurigaan pasar mereda, penggunaan atau popularitas cryptocurrency akan mereda

"Cryptocurrencies boleh dibilang memecahkan masalah dalam melakukan pembayaran atau transaksi pada kondisi tertentu dan temporer. Namun tidak jelas apakah kita perlu mengkhawatirkan kehadirannya, setidaknya di Amerika Serikat dan negara maju lainnya," tulis mereka dalam laporannya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/2/2018).

Kedua ekonom tersebut mencontohkan situasi pada 2015 kala Yunani dililit oleh utang. Pada saat itu minat dan pengunaan Bitcoin dan sejenisnya melonjak di Yunani. Hal itu terjadi lantaran Pemerintah setempat melakukan kontrol ketat pada arus modal keluar dari Negara Para Dewa tersebut.

Di sisi lain, menurut mereka, dengan volatilitas mata uang virtual yang ekstrim cenderung akan melemahkan fungsinya untuk menyimpan nilai. Kondisi itu tidak terjadi pada mata uang tradisional yang dikelola oleh bank sentral.

Sela itu, transaksi Bitcoin dan sejensnya juga mengkonsumsi listrik dalam jumlah yang besar dan membutuhkan waktu untuk memvalidasi transaksi.

Adapun menurut Diginomist, saat ini transaksi cryptocurency diperkirakan menggunakan 48 energi terawatt per tahun. Jumlah energi tersebut  sejatinya dapat digunakan untuk melistriki  4,4 juta rumah di Paman Sam.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper