Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Internasional: Genjot Terus Pasar Nontradisional, Kata Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo menegaskan ulang upaya pemerintah untuk proaktif menggali potensi pasar perdagangan nontradisional.
Presiden Joko Jokowi Widodo saat memberikan pidato pembukaan Rapat Kerja (Raker) Kepala Perwakilan Republik Indonesia (Keppri) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2/2018) /Dwi Nicken Tari
Presiden Joko Jokowi Widodo saat memberikan pidato pembukaan Rapat Kerja (Raker) Kepala Perwakilan Republik Indonesia (Keppri) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2/2018) /Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menegaskan ulang upaya pemerintah untuk proaktif menggali potensi pasar perdagangan nontradisional.

Jokowi mengatakan bahwa Indonesia saat ini terlalu fokus menggarap pasar tradisional, padahal peluang pasarnya terbilang terbatas.

"Kita masih perlu menggenjot upaya diplomasi ekonomi dengan menggarap pasar nontradisional. Jangan tergantung dengan pasar tradisional," ucapnya di Jakarta, Senin (12/2/2018).

Setelah kunjungannya ke Asia Selatan, dia menyebutkan bahwa masih banyak negara yang selama ini dipandang ternyata menyimpang banyak potensi ekonomi.

Pakistan misalnya, negara ini diakuinya memiliki populasi hingga 210 juta dengan pertumbuhan ekonomi 7%. Lalu Bangladesh yang memiliki populasi mencapai 160 juta dan saat ini memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 7,2%.

Selain Asia Selatan, dia juga mencontohkan Benua Afrika juga memiliki potensi cukup signifikan. Hal itu juga didukung dengan kemampuan Indonesia dalam memproduksi barang dan jasa hingga ke cakupan ekspor.

"Di Pakistan misalnya, ada pameran besar tapi kita tidak pernah ikut. Saya juga mendapat laporan dari duta besar kalau kita cuma ikut pameran dua stan di Uni Emirat Arab," tambahnya.

Dia pun sudah menginstruksikan kepada kepala perwakilan dan kementerian terkait untuk proaktif terlibat dalam promosi pameran perdagangan di pasar nontradisional.

Tak hanya itu, Jokowi juga sempat menyindir posisi stan Indonesia yang kecil dan cenderung berada di pojok, bukannya berada di pintu utama.

Selain itu, dia menggarisbawahi peran market inteligence untuk mengetahui positioning Indonesia dalam kancah ekonomi dunia.

"Kita bisa tahu ekspor kemana, produk apa, warnanya apa, dan kemasannya seperti apa. Semua harus disesuaikan," tegasnya.

Hingga saat ini, dia menilai kunci pertumbuhan ekonomi hanya dua yaitu peningkatan investasi dan ekspor. Untuk itu, dia mendorong kepala perwakilan RI di luar negeri untuk fokus melakukan promosi potensi ekonomi di Indonesia.

Apalagi, Indonesia berencana menggelar Indonesia Expo 2018 pada 28 November-1 Desember 2018 di Jeddah Convention Center Arab Saudi.

"Harus dikerahkan segala upaya untuk mendatangkan pembeli sebanyak-banyaknya dari negara yang bapak-ibu pimpin. Promosi mulai sekarang," tekannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper