Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Infrastruktur Trump Hadapi Tantangan Berat di Kongres

Proposal yang diajukannya ditujukan untuk mendorong pengeluaran untuk perbaikan oleh negara bagian, daerah, dan investor swasta. Namun, rencananya menghadapi tantangan berat di Kongres.
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana infrastruktur yang telah lama dinantikan pada hari Senin (12/2/2018) waktu setempat.

Proposal yang diajukannya ditujukan untuk mendorong pengeluaran untuk perbaikan oleh negara bagian, daerah, dan investor swasta. Namun, rencananya menghadapi tantangan berat di Kongres.

Trump meminta Kongres, yang didominasi Partai Republik, untuk meluluskan anggaran senilai US$200 miliar selama 10 tahun guna memacu proyek jalan, jembatan, dan proyek lainnya yang diperkirakan mencapai nilai US$1,5 triliun. Hal ini dilakukan untuk membangun kembali infrastruktur yang telah rusak.

Proposal tersebut segera diperdebatkan oleh kubu Demokrat, karena dianggap akan memberi beban besar pada pemerintah daerah tanpa memberikan cukup dana federal. Sejumlah pejabat administrasi pun mengakui menghadapi potensi perjalanan yang sulit terkait hal ini.

Trump mengungkapkan harapannya dapat bekerja sama dengan para anggota parlemen. Namun di sisi lain, ia terkesan tak acuh.

“Jika karena alasan apa pun mereka tidak ingin mendukungnya, itu terserah mereka,” kata Trump, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (13/2/2018).

Rencana infrastruktur tersebut, yang oleh Trump disebut investasi infrastruktur terbesar dan paling berani dalam sejarah Amerika, akan membentuk kembali bagaimana pemerintah federal mendanai proyek-proyek infrastruktur.

Rencana ini juga berupaya menghilangkan peraturan lingkungan dan lainnya yang dinilai menjadi hambatan untuk proyek-proyek baru.

Pendanaan federal namun akan dibatasi sebesar 20% dari keseluruhan biaya proyek yang diberikan, sehingga setiap kota dan negara bagian harus berupaya menghimpun 80% sisa dana.

Jika proposal tersebut membuahkan hasil, banyak warga Amerika bisa menghadapi pajak, biaya, dan bea lokal lebih tinggi, yang dikenakan oleh negara bagian untuk membayar perbaikan baru agar mendapatkan dana yang sepadan.

Rencana tersebut dimaksudkan untuk memacu pemerintah negara bagian, daerah, dan sektor swasta meningkatkan pengeluaran infrastruktur tanpa suntikan besar dari dana federal. Namun pada saat yang sama terdapat pertimbangan besarnya kebutuhan infrastruktur dan dana yang lebih besar.

Peter DeFazio, anggota Demokrat di Komite Transportasi dan Infrastruktur Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, menilai rencana yang diajukan Trump sangat kecil. Besaran dana yang diajukan kubu Republik sebelumnya telah dianggap terlalu kecil dan tidak cukup.

“Rencana Presiden Trump memangkas investasi federal serta mengalihkan beban pada negara-negara dan pemerintah daerah yang kekurangan dana.” ujar DeFazio.

Adapun pihak Demokrat di Kongres telah mengusulkan sebuah rencana infrastruktur alternatif dengan nilai US$1 triliun dari dana federal, atau lima kali lipat dari nilai yang diajukan pemerintahan Trump.

Menteri Transportasi AS Elaine Chao mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah harus mengangkat rintangan terhadap pendanaan infrastruktur sektor swasta serta mendorong partisipasi negara dan daerah. Pemerintah federal tidak bisa melakukannya sendiri.

“Sayangnya tidak ada cukup uang untuk bisa membayar semua kebutuhan infrastruktur negara kita,” kata Chao.

Rencana tersebut tidak menawarkan dana federal baru sebanyak yang diinginkan Demokrat serta juga tidak secara langsung menangani bagaimana pemerintah federal akan mendapatkan dana yang dibutuhkannya. Alih-alih, rencana ini mengacu pada berbagai usulan pemangkasan dalam anggaran yang diumumkan pada hari Senin.

Pemerintahan Trump menyebut proposal ini sebagai titik awal untuk negosiasi. Trump kemudian dikabarkan bertemu sejumlah pejabat negara bagian dan lokal, termasuk Gubernur Wisconsin, Louisiana, Virginia, dan Maine pada hari Senin. Trump juga dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin kongres pada hari Rabu mengenai proposal tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper