Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Melesat, Defisit Januari Capai US$670 Juta

Mengawali 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Januari 2018 mengalami defisit sebesar US$670 juta.
Ditjen Bea Cukai Kemenkeu menggelar program penertiban impor berisiko tinggi./Dok. Ditjen Bea Cukai
Ditjen Bea Cukai Kemenkeu menggelar program penertiban impor berisiko tinggi./Dok. Ditjen Bea Cukai

Bisnis.com, JAKARTA- Mengawali 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Januari 2018 mengalami defisit sebesar US$670 juta.

Defisit ini disebabkan oleh meningkatnya impor pada Januari 2018 dibandingkan Desember 2017 dan Januari 2017.

Total impor RI pada Januari 2018 mencapai US$15,13 miliar, melampaui total nilai ekspor sebesar US$14,46 miliar.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan neraca perdagangan nonmigas sebenarnya mengalami surplus tetapi terkoreksi defisit migas dari produk hasil minyak sehingga secara total neraca perdagangan defisit.

Sebagai catatan neraca perdagangan Desember lalu dengan defisit sebesar US$270 juta dipicu oleh defisit sektor migas sebesar US$1,04 miliar meski neraca perdagangan sektor nonmigas mengalami surplus US$774,7 juta.

"Kami berharap ini tidak terjadi lagi bulan-bulan berikutnya sehingga terjadi surplus," ungkap Kecuk, Kamis (15/02).

Menurut Kecuk, total impor Januari 2018 cukup tinggi jika dibandingkan dengan total impor pada Januari 2017 dan 2016 yang hanya sebesar masing-masing US$11,97 miliar dan US$10,47 miliar.

Secara bulanan, impor dipicu oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong sebesar 2,34% menjadi US$11,29 miliar.

Secara tahunan, kenaikan impor ini dipicu oleh pertumbuhan impor barang modal sebesar 30,90%.

Kecuk berharap, peningkatan impor barang modal dapat berpengaruh kepada komponen investasi. Sementara itu, peningkatan impor bahan baku diharapkan dapat mengerakkan sektor-sektor industri di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper