Bisnis.com, JAKARTA--Ekspor Indonesia sepanjang Januari 2018 mengalami penurunan 2,81% (month to month/mtm) menjadi US$14,46 miliar dari US$ 14,87 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto mengungkapkan penurunan ini dipicu oleh penurunan ekspor produk pertanian dan pertambangan.
Penurunan terdalam dari Desember 2017 ke Januari 2018 ekspor migas turun -14,85% mtm menjadi US$1,29 miliar. Pertanian turun -6,76% mtm menjadi US$0,26 miliar dan pertambangan -12,20% mtm menjadi US$2,35 miliar.
Kendati penurunan migas cukup dalam, namun pangsanya cukup rendah, yakni 8,89%.
"Kalau industri pengolahan, Indonesia masih mengalami kenaikan," ujar Kecuk, Kamis (15/02).
Industri pengolahan naik 1,46% menjadi US$10,56 miliar pada Januari 2018. Pangsa industri pengolahan masih cukup besar, sekitar 73,05%.
Ekspor nonmigas Indonesia hasil industri pengolahan Januari 2018 naik 6,85% dibanding bulan yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 19,64%. Sementara itu, ekspor hasil pertanian turun 8,27%.
Ekspor nonmigas Januari 2018 terbesar adalah adalah ke Tiongkok yaitu US$1,92 miliar, disusul AS US$1,54 miliar dan Jepang US$1,39 miliar. Kontribusi ketiga negara ini mencapai 36,81%.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$2,58 miliar atau 17,81%, diikuti Jawa Timur US$1,51 miliar atau 10,43% dan Kalimantan Timur US$1,50 miliar atau 10,35%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel