Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah upaya bank besar untuk mengurangi deposito, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. membukukan kenaikan dana mahal deposito, sambil tetap berupaya menjaga agar porsi dana murah dominan.
Total total dana masyarakat yang dihimpun BTN pada tahun lalu mencapai Rp192,95 triliun, tumbuh 20,45% secara year on year, dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp160,19 triliun.
BTN mencatatkan kenaikan di semua jenis dana pihak ketiga. Namun, pertumbuhan deposito mencapai 23,2% , lebih tinggi dari kenaikan giro dan tabungan yang masing-masing sebesar 17,53% dan 16,4%.
Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan kenaikan deposito yang lebih cepat tersebut karena pengaruh bunga yang ditawarkan perseroan. Kendati demikian, kenaikan dana deposito tidak sampai menggerus margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBTN.
“Ya pasti karena deposito memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi. NIM tahun lalu masih terjaga sesuai target sekitar 4,75%, range target kami memang cukup lebar antara 4,5% - 5%,” kata Iman saat dihubungi Bisnis Senin (19/2/2018).
Iman menuturkan, pada dasarnya BBTN ingin membidik pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) yang lebih tinggi. Hanya saja, deposito tumbuh lebih kencang karena efek persaingan dalam perebutan dana-dana murah.
“Arahnya pertumbuhan DPK tentu saja ke CASA, hanya memang kompetisinya lebih ketat. Target divisi untuk dapat DPK yang berbiaya murah, tetapi karena persaingan yang ketat target jumlah rupiahnya tetapi tetapi berbiaya lebih mahal,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel