Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meluncurkan promo suku bunga spesial untuk kredit pemilikan rumah (KPR).
Senior Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Harry Gale mengatakan potensi pasar KPR di Indonesia masih terbuka lebar seiring meningkatnya masyarakat kelas menengah dan dukungan perekonomian nasional yang baik.
"Kami optimis bisnis KPR kami akan terus meningkat dan untuk mendukung itu kami akan terus menggelar program menarik dengan pengembang di berbagai kawasan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Penawaran yang diberikan BMRI adalah penurunan promo suku bunga KPR spesial menjadi 5,55% p.a. eff fixed 2 tahun pertama dan 6,55% p.a. eff fixed 3 tahun selanjutnya.
Promo ini berlaku untuk seluruh tipe rumah dan tidak termasuk program KPR subsidi pemerintah atau KPR Fasilitias Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Saat ini nilai cicilan rata-rata kami sebesar Rp700 miliar, itu sudah termasuk dengan nilai property kurang dari Rp1 miliar hingga di atas Rp10 miliar,” kata Harry.
Sebelumnya promo suku bunga spesial KPR Bank Mandiri berada pada level 5,99% p.a. eff fixed 2 tahun pertama dan 6,75% p.a. eff fixed untuk 3 tahun berikutnya.
Bank pelat merah tersebut juga bekerjasama dengan pengembang rekanan unggulan seperti Ciputra, Adhi Realty, Agung Podomoro Land, Intiland, Jaya Property, Lippo, Metropolitan Land, Pakuwon dan lainnya untuk memberikan promo KPR khusus.
Promo diberikan dalam bentuk subsidi suku bunga menjadi mulai dari 3,55% p.a. eff fixed 2 tahun pertama dan 6,55% p.a. eff fixed 3 tahun selanjutnya dengan tenor minimal 8 tahun sampai dengan 20 tahun, serta diskon biaya KPR dan kemudahan lainnya.
Bank Mandiri juga menawarkan proses persetujuan KPR cepat hanya dalam satu hari (Same Day Approval) khusus untuk nasabah existing serta bagi nasabah yang membeli properti dari developer rekanan unggulan, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh bank.
Hingga akhir 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan KPR sebesar Rp39,7 triliun atau naik 11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp35,8 triliun.
Dengan pencapaian tersebut BMRI berhasil menguasai sekitar 10% pasar di bisnis ini dengan rasio kredit bermasalah (non performing loans) terjaga di kisaran 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
