Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS Gelar Seminar Internasional Bahas Resolusi dan Restrukturisasi Perbankan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyelenggarakan seminar internasional terkait Resolusi dan Restrukturisasi Perbankan.
Stiker Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tertempel di pintu salah satu bank di Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam
Stiker Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tertempel di pintu salah satu bank di Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyelenggarakan seminar internasional terkait Resolusi dan Restrukturisasi Perbankan.

Seminar ini merupakan rangkaian dari program Voyage to Indonesia – di mana puncaknya adalah Annual Meeting International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, yang akan diselenggarakan di Bali pada 8 Oktober2018 mendatang.

Program ini juga merupakan salah satu usaha LPS untuk memperkuat kapasitas lembaga dalam melakukan resolusi dan restrukturisasi perbankan. Ini tak hanya berlaku untuk internal LPS, namun juga untuk para pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional.

Hadir dalam seminar internasional ini, narasumber dari Lembaga penjamin simpanan (deposit insurance corporation) dari negara-negara lain yang telah memiliki pengalaman dalam penanganan krisis keuangan, serta narasumber dari dalam negeri yang pernah memiliki pengalaman serupa.

Berkaca pada krisis keuangan Asia di tahun 1997 dan krisis keuangan global di tahun 2008, banyak negara telah merubah struktur kerangka regulasi keuangan, protokol manajemen krisis dan infrastruktur perekonomian untuk menuju sistem perekonomian yang lebih fleksibel dan adaptatif.

Salah satu yang paling menonjol adalah meningkatnya jumlah negara yang menerapkan sistem penjaminan simpanan. Di tahun 1974 jumlah negara yang menerapkan sistem ini masih berjumlah 12 negara, namun saat ini sudah 139 negara mengadopsi system ini (IADI, September 2017).

“Peran penjamin simpanan juga terus berevolusi, dari awal mulanya hanya sebagai pay box, sekarang telahmenjadi risk minimizer dengan otoritas yang lebih luas di bidang resolusi perbankan. Pada hari ini, seminar lebih berfokus pada tema resolusi dan restrukturisasi perbankan, bagaimana memperkuat infrastruktur perekonomian agar lebih fleksibel dan adaptatif dalam menghadapi krisis,” kata Halim Alamsyah, Ketua Dewan Komisioner LPS, ketika membuka seminar, di Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Andrew Sheng, peneliti dari Asia Global Institute, The University of Hong Kong, yang tampil sebagai narasumber pertama mengatakan bahwa krisis adalah suatu kejadian, namun restrukturisasi dan resolusi adalah suatu proses.

Terdapat empat proses yang harus dilakukan dalam menghadapi krisis, antara lain diagnosa krisis, antisipasi dampak krisis, alokasi kehilangan dan kemampuan untuk beroperasi kembali.

Halim menambahkan bahwa dibutuhkan juga usaha untuk  mengantisipasi cross border issue. Jika perbankan Indonesia berekspansi keluar negeri, maka harus dipersiapkan kapasitas untuk mengelola cross border issue.

Pasalnya, jika terjadi krisis, maka dampak sistemik yang terjadi juga akan lebih luas. Beberapa usaha untuk mengantisipasi hal itu , di antaranya melakukan kerja sama dengan mitra-mitra LPS di luar negeri serta menandatangani MoU dengan mitra-mitra tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper