Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mantap Naikkan Jumlah Dividen

Pembagian dividen PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) meningkat menjadi 10% lantaran laba bersih tahun baku 2017 sebesar Rp160 miliar atau tumbuh 215,9% dibanding tahun sebelumnya.
Dirut Bank Mantap Josephus K Triprakoso (tiga dari kiri) bersama Direktur Nurkholis Wahyudi (empat dari kiri), Direktur Muhamad Gemilang (tiga dari kanan), Direktur Paulus Endra Suyatna (dua dari kanan) dan Diremtur Iwan Soeroto didampingis komisari Bank Mantap usai RUPST di Kuta, Senin (19/3/2018)
Dirut Bank Mantap Josephus K Triprakoso (tiga dari kiri) bersama Direktur Nurkholis Wahyudi (empat dari kiri), Direktur Muhamad Gemilang (tiga dari kanan), Direktur Paulus Endra Suyatna (dua dari kanan) dan Diremtur Iwan Soeroto didampingis komisari Bank Mantap usai RUPST di Kuta, Senin (19/3/2018)

Bisnis.com, DENPASAR -- Pembagian dividen PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) meningkat menjadi 10% lantaran laba bersih tahun baku 2017 sebesar Rp160 miliar atau tumbuh 215,9% dibanding tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso mengatakan pada 2016 laba bersih yang tercatat adalah sebesar Rp50,67 miliar. Dengan peningkatan laba bersih ini, maka pembagian deviden ke pemegang saham juga makin besar.

Tercatat, jumlah deviden yang dibagikan PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) ke pemegang saham meningkat menjadi 10% dari perolehan laba bersih 2017 dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 5%. Sehingga, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan membagikan dividen sebesar Rp 16 Miliar.

Kata dia, pembayaran dividen final tahun buku 2017 kepada pemegang saham akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan perseroan yang berlaku.

“Dengan meningkatnya pembagian deviden dari tahun buku 2016 yakni Rp 2,53 miliar menjadi Rp 16 miliar atau meningkat 6.324%, mengindikasikan bahwa permodalan Bank Mantap sehat dengan rasio kecukupan modal bank (CAR) sebesar 22,32%. Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam ekspansi bisnis ditahun 2018,” katanya, Senin (19/3/2018).

Kata dia, peningkatan laba ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp 10,50 triliun pada akhir tahun 2017 atau tumbuh 113,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,92 triliun. Selain itu, laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (Fee Based Income) yang meningkat 252,7% pada periode sama tahun lalu menjadi Rp 156,5 miliar

Pertumbuhan kredit pensiunan juga menjadi kontributor utama peningkatan laba perseroan pada tahun 2017. Total penyaluran kredit pensiunan pada tahun 2017 sebesar Rp8,51 triliun tumbuh sebesar 210,6%. Selain kredit pensiunan, perseroan juga telah menyalurkan ke sektor Mikro pada akhir sebesar Rp 1,05 triliun dan sektor Retail sebesar Rp 940 miliar dengan rasio Non Performing Loan (NPL) diangka 0,65% akhir tahun 2017.

“Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga mendorong peningkatan asset sebesar 85,2 persen pada akhir tahun 2017 menjadi Rp 13,68 triliun dari Rp 7,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya,”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper