Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Lima Ancaman Terbesar Terhadap Sistem Politik Global, Empat di antaranya Terkait Trump

Empat dari lima ancaman terbesar terhadap sistem politik global tahun ini dinilai terkait secara langsung dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Empat dari lima ancaman terbesar terhadap sistem politik global tahun ini dinilai terkait secara langsung dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Suatu lembaga think tank berbasis di Washington menilai apa yang mengkhawatirkan tentang periode awal tahun kedua pemerintahan Presiden Trump adalah saat tekanan politik yang berasal dari Washington meningkat.

“Di sisi lain, kemampuan dunia untuk menyerap kejutan-kejutan baru berkurang,” ujar Fred Kempe, Presiden dan CEO Atlantic Council dalam sebuah riset, seperti dikutip CNBC.

Gedung Putih telah dengan kuat mengisyaratkan keinginannya untuk meninggalkan kebijakan luar negeri tradisional AS.

“Jadi bersiaplah untuk satu tahun ke depan yang penuh dengan risiko, dimana AS dan dunia akan menghadapi uji tekanan di tengah potensi guncangan politik dan ekonomi,” lanjut Kempe.

Menurut Kempe, berikut adalah lima ancaman terbesar terhadap sistem politik global tahun ini:

Ketika pemerintahan AS menjalani penyelidikan intensif terhadap potensi kolusi dengan Rusia selama pemilihan presiden 2016 serta mengalami pergantian kepemimpinan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Setelah dakwaan yang dikenakan terhadap 13 warga negara Rusia dan tiga entitas Rusia pada bulan lalu, Penasehat Khusus Robert Mueller melakukan pemanggilan kepada Trump Organization untuk pemeriksaan sejumlah dokumen awal bulan ini.

Langkah itu dilakukan di tengah pemecatan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan pengunduran diri penasehat ekonomi Gary Cohn.

Potensi perang dagang menyusul pengenaan tarif baru impor aluminium dan baja oleh pemerintahan Trump, yang dapat diperburuk oleh langkah-langkah tambahan terkait perdagangan terhadap China, khususnya sehubungan dengan pencurian kekayaan intelektual.

Dilansir Reuters, Presiden Donald Trump menandatangani memorandum presiden pada Kamis (22/3) waktu setempat yang akan mengenakan tarif terhadap impor China bernilai hingga US$60 miliar.

Namun hal itu hanya berlaku setelah periode konsultasi selama 30 hari yang dimulai ketika sebuah daftar dipublikasikan.

Sebagai respons langkah Trump, Kementerian Perdagangan China hari ini (Jumat, 23/3/2018) waktu setempat menyatakan negeri tirai bambu merencanakan tindakan balasan terhadap impor AS senilai hingga US$3 miliar untuk menyeimbangkan tarif AS terhadap produk-produk baja dan aluminium China.

Berurusan dengan Presiden Vladimir Putin di Rusia.

Pemimpin Rusia tersebut baru saja mengamankan masa jabatan keempat kalinya untuk berkuasa dalam pemilihan nasional, yang dituding luas sebagai bentuk kecurangan.

Pekan ini Putin mengklaim sebuah mandat demokratis bahkan ketika Kremlin diyakini telah campur tangan dalam pemilihan nasional AS dan oleh otoritas Inggris dituding berada di belakang serangan terhadap seorang mantan mata-mata Rusia.

Persiapan pertemuan bersejarah antara AS dan Korea Utara. Pertemuan yang direncanakan berlangsung pada Mei ini dapat sangat mengurangi atau justru meningkatkan risiko perang di semenanjung Korea.

Trump telah dikritik karena menyambut undangan tatap muka dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Sementara itu, Gedung Putih telah menekankan bahwa pembicaraan nanti harus mengarah pada berakhirnya program nuklir negara tersebut.

Tumbuhnya ketegangan dengan Iran, seiring tenggat waktu Trump untuk memutuskan apakah akan meninggalkan kesepakatan nuklir semakin dekat yakni pada Mei.

Pemerintahan Trump terlihat ingin mengubah kesepakatan yang sudah ada untuk mencabut sanksi jangka panjang terhadap Teheran, sebagai ganti untuk pembatasan-pembatasan program nuklir Iran. Masa depan kesepakatan itu sejauh ini tidak pasti.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper