Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Unit Syariah BPD Dinilai tak 'Terlalu Menggigit'

Wacana penggabungan unit usaha syariah yang dimiliki kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) dinilai tidak akan membuat adanya lompatan pembangunan perbankan syariah yang signifikan.
Ilustrasi/asbanda.com
Ilustrasi/asbanda.com

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana penggabungan unit usaha syariah yang dimiliki kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) dinilai tidak akan membuat adanya lompatan pembangunan perbankan syariah yang signifikan.

Ide merger yang dilontarkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana tersebut juga diperkirakan akan mendapatkan tantangan untuk mewujudkannya. Hal ini lantaran BPD sarat dengan perbedaan dan untur kepentingan.

"Saya tidak melihat urgensi untuk memacunya lebih cepat apalagi bila hal itu tidak didukung oleh kebutuhan pasar. Saya tidak cukup yakin merger UUD BPD akan bisa mendorong pertumbuhan perbankan syariah secara signifikan. Walau begitu inisiatif ini perlu kita sambut baik karena merger akan membuat pelayanan perbankan syariah menjadi lebih luas," kata Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah kepada Bisnis, Minggu (1/4/2018).
 
Dia menilai pertumbuhan bank syariah sebenarnya sejauh ini sudah cukup baik. Namun, tak bisa dipungkiri pangsa pasar bank syariah Indonesia masih terjebak dalam level 5%.

Padahal pemerintah menargetkan pada 2019, porsinya dapat tumbuh hingga 10%. Guna membuat lompatan pertumbuhan yang lebih besar, lanjut Piter, diperlukan kesadaran masyarakat serta insentif dalam sistem keuangan.
 
"Masyarakat belum sepenuhnya melihat perbedaan antara bank umum dan bank syariah. Iming-iming bunga tinggi yang ditawarkan bank yang berebut dana membuat bank umum jadi lebih menarik. Akhirnya bank syariah harus memberikan iming-iming imbal hasil yang sepadan agar bisa bersaing dengan bank umum," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper