Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Properti Membaik Meski Belum Pulih

Penyaluran kredit ke sektor properti diakui mengalami perkembangan yang positif tercermin dari pertumbuhannya tetapi belum bisa dikatakan bahwa bisnis di lapangan usaha ini sudah pulih.
Ilustrasi/uangteman.com
Ilustrasi/uangteman.com

Bisnis.com, JAKARTA—Penyaluran kredit ke sektor properti diakui mengalami perkembangan yang positif tercermin dari pertumbuhannya tetapi belum bisa dikatakan sudah pulih.

Hal itu dikemukakan Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip kepada Bisnis. Menurutnya, perbaikan kinerja penyaluran kredit properti ini terdampak dari kenaikan harga-harga properti terutama untuk hunian sejalan dengan peningkatan biaya produksi.

“Biaya produksi naik, harga jual naik, sehingga nilai kreditpun harus menyesuaikan dengan kenaikan nominal harga jual dan biaya prodksi. Kalau dilihat kembali tingkat volume penjualan properti sebenarnya belum terlalu tinggi pertumbuhannya,” ucapnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (10/4/2018).

Rasio kredit bermasalah atau NPL sektor properti sampai dengan Februari tahun ini bertengger pada level 2,75% berdasarkan SSKI yang dipublikasikan Bank Indonesia. NPL properti ini meninggi dibandingkan dengan realisasi per Januari 2,67%.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga melansir penyaluran kredit properti per pengujung bulan kedua tahun ini sebesar Rp794,8 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,5% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.

BI membagi kredit properti terdiri dari kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA), kredit konstruksi, serta kredit real estate. Untuk KPR dan KPA membukukan pertumbuhan 12,2% (yoy) menjadi Rp412,8 triliun setara dengan porsi yang terbesar dalam portofolio kredit properti.

Sementara itu, untuk kredit konstruksi mengalami kenaikan tertinggi mencapai 15,7% (yoy) per Februari tahun ini menjadi Rp242,6 triliun. Adapun, kredit real estate tumbuhnya sekitar 8,1% (yoy) ke kisaran Rp139,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper