Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi China mundur dari level tertinggi empat tahun pada bulan Maret 2018, sedangkan inflasi produksi melambat untuk bulan kelima berturut-turut.
Berdasarkan data biro statistic China, indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 2,1% pada Maret 2018 (year-on-year/yoy), lebih rendah dari perkiraan ekonom dalam survei Bloomberg yang mencapai 2,6% serta CPI pada Februari sebesar 2,9%.
Sementara itu, indeks harga produsen (producer price index/PPI) naik 3,1% pada Maret dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 3,3% yang diproyeksikan dalam survei Bloomberg dan 3,7% pada Februari.
Dilansir Bloomberg, laju inflasi produsen yang melambat menunjukkan dukungan terbatas pada siklus reflasi dunia, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan yang dapat membebani pertumbuhan global yang tersinkronisasi secara luas dalam beberapa tahun.
Indeks harga konsumen domestik diperkirakan akan naik tahun ini, sementara tarif yang ditambahkan untuk impor produk AS dari kacang kedelai hingga mobil dapat meningkatkan inflasi jika diimplementasikan.
“Harga untuk komoditas seperti bijih besi dan batu bara jatuh di tengah kelebihan pasokan global dan kebijakan pemerintah untuk membendung kelebihan kapasitas," Katrina Ell, seorang ekonom di Moody's Analytics di Sydney, mengatakan, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
"Tekanan pemerintah terhadap risiko keuangan juga memperlambat pertumbuhan kredit, yang menyeret investasi dan permintaan untuk bahan baku industri,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel